Umum terjadi anak 3--5 tahun suka mengikuti anak yang lebih besar ke mana-mana. Apalagi kalau kakak adalah teman satu-satunya di rumah di luar ayah, ibu, pengasuh, atau orang dewasa lainnya. Mengikuti kakak bisa terjadi karena mungkin bagi si kecil, kakaknya adalah teman main satu-satunya di rumah selain ayah atau ibu. Kedekatan kakak dan adik ini bisa terjadi karena mungkin si kakak memang tipe anak yang sangat care dan nurturing pada adiknya.
Selain itu, sesuai dengan perkembangannya, si prasekolah sudah memasuki tahap bermain sosial sehingga teman menjadi kebutuhan baginya. Apalagi si kakak yang tentunya lebih berpengalaman memiliki daya tarik lebih sehingga mampu memperluas wawasan si prasekolah. Ia melihat bagaimana kakaknya beraktivitas, bersosialisasi, melakukan permainan sulit tapi seru, dan sebagainya. Di mata si kecil apa yang dilakukan si kakak selalu menawarkan petualangan baru. Meski si kecil punya teman sendiri yang sebaya, ia pun berminat pada kehidupan sosial di luar dirinya. Ia ingin pula melakukan hubungan sosial dengan kelompok lain, yaitu kelompok bermain kakaknya. Selama berinteraksi dengan kakak, adik bisa diajarkan bagaimana melakukan suatu permainan berikut aturan-aturannya.
Ketika si prasekolah terlibat dalam kegiatan kakaknya, hal ini bisa berpengaruh positif bagi dirinya. Ia merasa diterima dan diakui oleh si kakak yang memberinya rasa bangga, meskipun mungkin ia masih dianggap “anak bawang.” Positifnya lagi, penerimaan ini membuat adik merasa nyaman dengan kakaknya, dan hal itu menambah kedekatan mereka. Ia dapat mengasah keterampilan sosialnya sambil melihat dan meniru hal-hal positif yang dilakukan si kakak, seperti bagaimana cara kakaknya berteman atau berkelompok, bermain dengan aturan, dan sebagainya.
Sebaliknya, bila si prasekolah selalu ditolak oleh kakaknya, tentu akan muncul perasaan sedih dan kecewa. Sering kali kekecewaan ini diekspresikan dalam bentuk perilaku iseng untuk mengganggu kakak. Biasanya, karena sama-sama masih anak-anak, kakak jadi tambah sebal pada si adik dan mengusirnya jauh-jauh atau mengucilkan si adik. Penolakan yang sering dialami si prasekolah lama-lama dapat memengaruhi konsep dan rasa percaya dirinya. Ia akan berpikir kakak tidak sayang padanya karena ada yang kurang dalam dirinya. Hubungan antara kakak dan adik pun menjadi jauh dan mungkin kurang harmonis dan menimbulkan masalah di rumah.
Untuk mengatasi konflik yang timbul dari kebiasaan adik membuntuti kakaknya, orangtua harus menunjukkan empati kepada keduanya. Pada si prasekolah, jelaskan bahwa ada saat-saat ketika kakak tidak ingin diikuti ke mana-mana. Jika si prasekolah bertanya mengapa, kemukakan bahwa setiap orang punya privasi, yaitu waktu untuk diri sendiri yang tidak boleh diganggu oleh orang lain yang tak diinginkan, termasuk jika orang itu adalah ayah atau ibu. Dalam bahasa sederhana dapat dijelaskan, “Kakak sedang ingin main dengan teman-teman seumurannya saja. Kamu tidak boleh memaksa ikutan. Jadi, Adek main sama Ibu dulu ya. Kan, Adek juga kadang cuma pengen main berdua sama si boneka, enggak mau main sama Ayah atau Ibu. Nah, Kakak juga sama.”
Ajak anak yang lebih kecil ini untuk sesekali bermain sendiri, sehingga ia tidak begitu merasa kesepian kalau kakaknya sedang bermain dengan sebayanya. Bila memang si prasekolah merasa kesepian, ajak ia berkenalan dan bermain dengan anak sebaya di sekitar rumah. Di sisi lain, orangtua juga perlu mengajari si kakak bagaimana menyikapi adiknya yang suka mengintil. Umumnya kakak bisa diajak mengerti dan bisa bekerja sama, sehingga dapat diminta untuk berempati kepada adik. Misalnya, “Kasihan lo Kak, kalau kamu enggak mengajak adikmu main, dia akan sedih. Coba, kalau Kakak diusir oleh teman-teman, bagaimana perasaan Kakak? Sedih, kan? Adik juga seperti itu.”
Kalaupun Kakak sedang tidak ingin diganggu adik, mintalah padanya untuk menolak secara halus. Misalnya, dengan memberi tahu adik baik-baik, bahwa saat itu kakak sedang ingin bermain dengan teman-temannya saja. Nanti kalau teman kakak sudah pulang, barulah adik bisa main dengan kakak lagi. Sementara kakak tak bisa menemani adik, berikan aktivitas alternatif yang menarik bagi anak usia prasekolah. Kalau perlu, ibu dan ayah terlibat menemaninya.
KOMENTAR