Tidak bisa orangtua menjelaskan dengan alasan nanti dosa kalau berbohong, misalnya.
Perkembangan kemampuan berpikir si prasekolah belum dapat mencapai konsep yang abstrak tersebut.
Kalaupun anak mengubah sikapnya, itu karena semata-mata ia merasa takut tanpa tahu mengapa harus berhenti berbohong.
3. Pahami tahap perkembangan anak
Untuk memahaminya, amati pola komunikasi anak dengan orangtua dan juga teman sebayanya.
Dari situ, sesuaikan bahasa yang digunakan orangtua dengan tingkat kematangan berpikir anak untuk menyikapi bohong fantasi ini.
4. Konfirmasikan isi percakapan anak dengan realitas sesungguhnya
Tujuannya untuk menunjukkan pada anak bahwa apa yang dikatakannya ternyata berbeda dari kenyataan.
Dari situ anak bisa belajar bahwa untuk dapat dipercaya oleh orang lain, ia harus mengedepankan fakta dan realitas daripada hasil imajinasinya.
5. Beri tahu mana realitas, mana khayalan
Yakinkan pada anak akan kebenaran dari apa yang dilihatnya, sehingga anak tahu mana yang khayalan dan mana yang bukan.
Contoh, “Ibu tidak melihat ada sesuatu di kolong tempat tidur Adek. Jadi Adek enggak perlu takut. Mungkin Adek melihat monster di kolong tempat tidur itu dari film yang pernah Adek tonton.”
KOMENTAR