Nakita.id - Beberapa faktor pendorong anak suka mengadu ada yang masih bisa dianggap wajar, yaitu saat anak menceritakan pengalamannya karena hal itu sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga.
Kewajaran pun masih ada ketika anak mengonfirmasi suatu nilai yang dianggap berbeda dengan yang dianutnya.
Menjadi tak wajar jika sebentar-sebentar mengadu untuk diselesaikan permasalahannya.
Juga bila ternyata anak mengadu dengan cara memanipulasi cerita.
Bila sudah berlebihan tentu akan menjadi tak bagus buat anak itu sendiri.
Anak bisa dianggap sebagai “tukang ngadu,” oleh adik, kakak, atau oleh temannya.
Perilakunya dianggap tak menyenangkan, bahkan merugikan orang lain.
Akibatnya, anak bisa dikucilkan dari pergaulan.
Dampak negatif lainnya, anak berkembang jadi pribadi yang kurang mandiri, kurang percaya diri, tidak tahan banting.
Baca Juga: Memecahkan Masalah, Menjadikan Metode Belajar dan Bermain yang Menyenangkan Untuk Anak
Dalam jangka panjang, konsep dirinya rendah.
Di sisi lain, anak juga bisa berkembang menjadi pribadi yang tidak punya empati dan “tega” pada orang lain, terutama bila orangtua/guru termasuk orang yang mudah percaya pada pengaduan anak.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
KOMENTAR