Nakita.id - Mogok sekolah, masalah yang umum dialami anak usia ini, baik taman kanak-kanak (TK) maupun playgroup.
Sebagian anak ada yang mogok saat memasuki lingkungan baru, baik saat baru masuk sekolah atau pindah ke sekolah baru.
Hal ini wajar terjadi, perilaku mogok adalah bentuk adaptasi dari anak usia ini terhadap lingkungan baru dengan tuntutan yang pasti baru juga.
Selain itu, anak pada usia ini masih belajar cara meregulasi/mengelola emosinya dalam menghadapi berbagai situasi, yang dinamikanya berbeda dan khas pada masing-masing anak.
Tapi, bagaimana jika mogoknya terjadi justru setelah beberapa lama anak bersekolah?
Artinya, di awal-awal sekolah boleh jadi anak senang bersekolah.
Pagi-pagi sebelum berangkat, ia cukup bersemangat pergi ke sekolah.
Saat tiba di sekolah pun, ia berani sendiri dan tidak mau ditunggui namun, tak berapa lama, tiba-tiba si kecil pun mogok.
Pastinya, beradaptasi dengan lingkungan baru tidaklah semudah membalikkan tangan.
Apa yang harus dilakukan orangtua
Untuk itu, dalam menghadapi anak yang mogok sekolah karena baru bersekolah/pindah sekolah, disarankan orangtua memberikan waktu bagi anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Bila perlu, dalam kurun waktu tertentu temani atau tunggui anak saat sekolah, lalu secara bertahap anak dapat ditinggal secara mandiri.
Lama-lama anak akan mengenal sekolah barunya dan mulai betah mengikuti proses belajar dan bermain di sekolah itu.
Selain memberikan waktu, orangtua juga dituntut bersikap sabar.
Janganlah memarahi anak, mencap anak pemalas, bodoh, dan lain-lain.
Dampingi dan berikan pelukan sejenak ketika anak menangis karena tidak mau masuk kelas sendiri, atau ikutlah masuk ke kelas dengan izin guru.
Jika anak mogok sejak berangkat dari rumah, jangan pula bersikap keras padanya.
Berusahalah dengan tenang memahami dan menanyakan alasan ia tidak mau sekolah.
Carilah solusi paling cocok dengan memberikan pemahaman, juga akar masalah yang ia hadapi.
Amati kegiatan di dalam kelas, terutama bagaimana respons anak terhadap berbagai situasi yang terjadi.
Berikan perhatian khusus hanya jika anak tampak kesulitan dalam melakukan sesuatu.
Jika memang ada situasi khusus, semisal, anak kesulitan melakukan tugas menulis, informasikan dan diskusikan dengan guru, supaya guru bisa lebih memerhatikan dan memahami kondisi anak, sehingga guru dapat memberikan tugas sesuai dengan kemampuan anak.
Selain orangtua juga perlu bekerja sama dengan melatih anak menulis sehingga ia lebih terbiasa melakukan tugas tersebut.
Orangtua juga bisa memberikan dukungan moral dengan mendongeng tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema sekolah atau bersekolah.
Bisa juga dengan bermain peran tentang situasi di sekolah, selain memberikan gambaran yang baik tentang sekolah.
Gali juga perasaan tentang aneka situasi di sekolah dan diskusikan bersama.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR