Nakita.id - Di usia ini, umumnya anak sudah pandai bergaul. Tak heran, begitu tiba dirumah seusai sekolah, si kecil masih ingin bersenang-senang dengan teman-temannya.
Entah bermain lego bersama, pergi bermain bola di lapangan, atau bermain boneka di rumah anak tetangga.
Kendati demikian, ada juga anak yang cenderung bermain sendiri di rumahnya.
Hal ini membuat orangtua heran sekaligus khawatir, mengapa anak saya seperti itu?
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan anak lebih suka bermain sendiri di rumah, yaitu:
1. Anak memiliki karakter soliter
Ia merasa kurang nyaman berinteraksi dengan orang lain, terlebih saat bermain.
Namun bukan berarti anak tidak mau atau tidak dapat berinteraksi. Hanya saja, ia perlu dibantu orang dewasa secara bertahap agar dapat nyaman saat berteman.
Yang penting diingat, jangan mudah memberikan label pada anak tipe ini seperti anak introver (tertutup), “kuper”, tidak gaul, dan sebagainya.
Jika label itu sudah diberikan, di kemudian hari kecil kemungkinan bagi orang lain untuk mengajaknya bermain di luar rumah.
Ini karena lingkungan sudah menganggap si anak introver (tertutup) atau sulit diajak bermain bersama. Selain juga membuat anak itu sulit keluar rumah.
Terlebih lagi jika anak yang senang main sendiri diolok-olok sebagai anak autisme--salah satu ciri autisme adalah menghindari interaksi sosial dan senang main sendiri. Jadi, hati-hati dengan labeling.
KOMENTAR