Nakita.id – Yes! Tinggal hitungan hari sudah masuk libur nasional alias waktunya mudik merayakan Idul Fitri di Kampung halaman.
Memang mudik sulit dipisahkan dari tradisi mayoritas penduduk Indonesia.
Coba saja perhatikan, demi mudik seolah semua hal dilakoni. Termasuk harus berdesak-desakan di angkutan umum, terkena macet sepanjang perjalanan, dan perjuangan berat lainnya yang harus dilalui.
Konsekuensinya? Siapkan fisik prima untuk antre semalam suntuk di stasiun, terminal, atau pelabuhan.
BACA JUGA: Bila Meghan Markle Lahirkan Anak Perempuan, Tak Dapat Gelar Kerajaan! Ini Alasannya
Begitu tiket didapat, masalah lain masih menunggu. Biaya mudik jelas tidak murah. Belum lagi penyediaan dana untuk salam tempel dan buah tangan bagi kerabat di kampung halaman.
Maka dari itu idealnya periapan mudik harusnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.
Malah kalau bisa sepulang mudik, kita sudah mempersiapkan pos keuangan untuk mudik tahun depan.
Menurut Muhammad Ichsan, ChFC, MsFin., dari Prime Planner Family Financial Planning, hal itu jika dilakukan cost biaya mudik jadi ringan.
BACA JUGA: Via Vallen Dilecehkan Pesepak Bola Kondang, ini Pesan Menohoknya!
Jika cara persiapan mudiknya seperti itu, berarti harus rutin nabung setiap bulan.
Berapa persen dana yang harus dialokasikan setiap bulannya sangatlah relatif bagi masing-masing keluarga.
Besarnya amat tergantung pada biaya yang dibutuhkan.
Pengalaman mudik sebelumnya paling tidak dapat menjadi acuan perkiraan biaya yang dibutuhkan.
Misalnya, untuk mudik butuh biaya sekitar Rp5 juta, maka untuk mudik Lebaran tahun depan yang masih 12 bulan lagi, minimal kita harus menyisihkan uang setiap bulan sebesar Rp420 ribu (dibulatkan). Tentu saja nilai nominal ini harus ditingkatkan sesuai dengan asumsi pasti terjadi inflasi.
BACA JUGA: Terlihat Lepas Hijab di Acara Televisi, Ini Klarifikasi Mulan Jameela
Bila sebelumnya tidak sempat menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan mudik, maka uang THR (Tunjangan Hari Raya) bisa dimanfaatkan untuk keperluan ini.
"Pemberian THR pada dasarnya memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Jadi sangat mungkin bila dana tersebut dialokasikan untuk biaya mudik," ujaR Ichsan kala di wawancara Nakita.
Jika memiliki kartu kredit, boleh digunakan untuk mempermudah cara pembayaran keperluan mudik.
"Namun ingat, gunakan kartu kredit secara bijak. Kartu kredit bukanlah tambahan dana, melainkan sekadar alat pembayaran dengan beberapa kemudahan. Bila sudah jatuh tempo, sebaiknya segera bayar lunas supaya tidak menambah beban utang," tukas Ichsan.
BACA JUGA: Ice Bucket Challenge Kembali Hits di Korea, Dukung RS Lou Gehrig Pertama
Hati-hati dalam pengeluaran dana selama mudik. Biaya yang dianggarkan haruslah cukup untuk memenuhi keperluan mudik.
Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Atau bahkan setelah pulang mudik, anggaran keuangan keluarga jadi tekor dan hutang menumpuk.
Untuk menghindarinya, berikut beberapa hal yang disarankan Ichsan.
1.Tentukan skala prioritas
Buatlah catatan perkiraan kebutuhan selama mudik. Setelah terkumpul, susunlah daftar tersebut berdasarkan skala prioritas. Daftar ini akan sangat membantu agar belanja tidak berlebiha.
2.Sesuaikan dengan kondisi keuangan
Bila kondisi keuangan relatif longgar, maka pilihan untuk menentukan sarana transportasi yang akan digunakan, untuk belanja oleh-oleh, maupun untuk kebutuhan lainnya bisa lebih banyak.
Namun sebaiknya jangan memaksakan diri bila kondisi keuangan tidak memungkinkan.
Sesuaikan saja jumlah dana yang tersedia. Bila perlu kurangi belanja hal-hal yang tidak terlalu penting.
3.Batasi penggunaan kartu kredit
Seperti sudah disebut di atas, batasi penggunaan kartu kredit hanya untuk kebutuhan utama selama mudik. Namun ingat, alokasikan dana untuk membayar lunas tagihan tersebut di bulan berikutnya.
BACA JUGA: Anak Bungsu Krisdayanti Berpose Lucu Kenakan Seragam Tentara, Warganet: Siap Komandan!
Setelah mengetahui bagaimana mengatur dana yang tersedia, lalu biaya apa saja yang harus dikeluarkan?
"Mungkin biaya terbesar dari kebutuhan mudik adalah biaya transportasi dan akomodasi," Ichsan.
Selanjutnya, pikirkan biaya konsumsi, setidaknya 50% dari kebutuhan di atas.
Sementara untuk oleh-oleh kerabat di kampung tergantung pada kebiasaan selama ini.
"Namun ingat, jangan memaksakan diri." Kalau memang harus membawakan oleh-oleh dan memberikan salam tempel untuk kerabat, berikan sesuai kemampuan.
Besarnya, sekali lagi sangat relatif. Biaya lain-lain tidak lebih dari 5% anggaran mudik.
Ichsan juga menyarankan agar menyediakan biaya cadangan sebesar 10% dari total anggaran mudik.
BACA JUGA: Haru, Ternyata Ini Impian Ayah Olla Ramlan Sebelum Meninggal
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR