Nakita.id - Masa prasekolah adalah questioning age alias masa dimana anak banyak bertanya.
Didukung oleh kemampuan berbahasa verbal yang semakin baik dan rasa keingintahuan yang besar ia akan mengomentari atau mengajukan pertanyaan.
Termasuk akan segala hal yang ia lihat dan dengar.
Yang menarik, bagaimana cara menjawab bila anak bertanya sesuatu yang abstrak?
Pada usia 3-5 tahun bukankah anak baru dapat memahami hal-hal konkret?
Penjelasan sesuatu yang abstrak yang bagi orang dewasa saja kadang sulit untuk memahaminya, tentu akan membawa tantangan tersendiri bagi orangtua untuk menjelaskannya pada anak-anak prasekolah.
Namun yang pasti, aneka pertanyaan yang timbul karena rasa keingintahuan si kecil itu perlu diberi respons positif.
Tetaplah berusaha menjawab pertanyaannya, tetapi tentu bukan dengan memberi jawaban yang sembarangan (asal jawab).
Nah, bagaimana agar kita tidak tergagap saat anak bertanya sesuatu yang abstrak?
1. Penjelasan sederhana
Berkaitan dengan pemahaman si prasekolah yang masih terbatas, hindari jawaban panjang lebar.
Penjelasan sederhana tanpa bahasa yang berbelit-belit lebih disarankan.
2. Jangan sok tahu
Tak perlu takut dianggap “bodoh” oleh anak dan merasa setiap pertanyaan anak harus dijawab saat itu juga.
Pada prinsipnya, jawaban benar yang tertunda, akan jauh lebih baik ketimbang jawaban asal-asalan yang diberikan pada saat itu juga.
Jadi hindari sikap sok tahu.
Katakan yang sebenarnya bahwa kita tidak/belum tahu jawaban akan pertanyaan itu dan akan mencari tahu jawabannya segera.
Ini perlu kita lakukan supaya anak pun tidak ikut salah dalam memahami sesuatu.
Baca Juga: Bukan Hanya Moms, Tetapi Dads juga Berperan Penting dalam Perkembangan Bayi
3. Jangan mencemooh
Terkadang pertanyaan yang diajukan si kecil (kita anggap) menyerempet dunia orang dewasa (seperti pertanyaan akan arti kata selingkuh).
Namun buanglah jauh-jauh pikiran bahwa mereka masih kecil dan tak perlu tahu urusan seperti itu.
Karena perkataan seperti itu, selain akan membuat anak merasa tidak dihargai, juga akan menekan keberaniannya untuk bertanya.
Bukankah bertanya adalah hal penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya?
4. Mencari jawaban bersama
Jadikan momen tanya jawab ini sebagai ajang yang menyenangkan, seperti dengan mengajak anak mencari jawaban dari pertanyaannya itu bersama-sama di kamus atau ensiklopedia.
Pertanyaan itu bisa juga diberikan oleh orang-orang yang berkompeten menjawab, seperti kakeknya yang berprofesi sebagai dokter, dan sebagainya.
Kegiatan itu akan membuka wawasannya bahwa untuk memenuhi rasa ingin tahunya, ia dapat memanfaatkan beberapa referensi.
Baca Juga: Ini Dia 4 Kebiasaan Baik Agar Anak Terhindar Dari GERD, Semua Moms Wajib Tahu
5. Belajar menganalisis
Cobalah mengajak anak menganalisis pertanyaannya.
Umpama, kata cinta yang ia tanyakan. “Cinta itu adalah sayang,” misalnya.
Lalu lanjutkan, “Kamu sayang tidak sama Mama?”.
Jika ia menjawabnya sayang maka tanyakan kembali.
“Kalau kamu sayang kamu mau melakukan apa buat Mama?” Biarkan ia menganalisis dan menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan tadi.
6. Tanya balik
Tanya si kecil kembali tentang penjelasan yang telah kita beberkan untuk mengetahui sejauh mana pemahamannya.
Jika ia tampak belum memahami atau salah persepsi, coba untuk lebih mengonkretkan jawaban.
7. Jangan paksa paham
Toh, bila kita sudah berusaha menjelaskannya berulang kali namun anak belum memahami, jangan paksakan.
Mungkin yang ia perlukan adalah waktu untuk belajar memahami lingkungannya.
Kelak, seiring dengan pertumbuhan usianya ia akan memahami sendiri hal-hal yang abstrak tersebut.
KOMENTAR