Nakita.id - Seperti diketahui, pertumbuhan tinggi badan anak selain dipengaruhi oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan dan faktor hormon. Faktor genetik terkait dengan tinggi badan kedua orangtua. Ibu dan Ayah yang berperawakan tinggi, anak-anaknya pun kelak akan bertubuh tinggi. Begitu sebaliknya pada orangtua yang relatif pendek, kemungkinan anaknya akan berbadan pendek pula. Lalu apa penyebab ketika anak betubuh pendek?
Sepanjang tak ada kelainan genetik dan masalah gangguan kesehatan, anak dapat tumbuh dengan normal. Namun, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi tinggi anak, antara lain gizi yang diperoleh sejak dalam kandungan, kondisi kesehatan anak, dan kondisi psikologis dalam hal ini berkaitan dengan kasih sayang kedua orangtua.
Baca juga: Orangtuanya Tinggi, Kok Anaknya Pendek?
Selain itu hormon pertumbuhan dalam tubuh juga memainkan peran penting.Untuk mengetahui anak memang betul pendek karena kekurangan hormon pertumbuhan tentu harus dipastikan dengan pemeriksaan hormon tersebut melalui uji stimulasi yang dilakukan di klinik atau rumah sakit. Pemberian hormon pertumbuhan yang sintetis bisa dilakukan dari luar lewat suntikan pen khusus atau dengan alat khusus tanpa jarum.
Menurut Dr. Aman Pulungan Sp.A(K)., dari Divisi Endokrinologi bagian Ilmu Kesehatan Anak, RS Ciptomangunkusumo, Jakarta, pemberian hormon pertumbuhan tentu harus dilakukan oleh ahli, tepatnya dokter endokrinologi anak. Yang perlu diketahui, pemberian hormon memiliki efek samping. Pengaturan dosis dan juga evaluasi pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang kompeten.
Baca juga: Anak Pendek? Ini yang Bisa Dilakukan
Hormon pertumbuhan hanya diberikan kepada anak bertubuh pendek yang memiliki indikasi misalnya memang ada masalah hormon pertumbuhan dengan gejala adanya penurunan massa otot, tulang lemah, dan kadar berbagai lemak darah tidak normal. Selain itu, hormon pertumbuhan juga sebaiknya anak mempunyai berat badan lahir kurang dari 2.500 g (BBLR) dan ketika usianya 2 tahun tetap tampak kecil dibandingkan teman sebayanya.
Suntikan hormon ini juga sebaiknya tidak diberikan kepada anak mengalami kemunduran perlahan pada fungsi ginjalnya yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah serta anak berbadan pendek tanpa suatu sebab patologis dan mengalami sindrom Turner atau sindrom Prader Willy. Pada anak-anak yang tidak memiliki indikasi medis tadi tak boleh disuntikkan hormon pertumbuhan ini.
Baca juga: Anak Pendek = Ciri Kurang Gizi
Pemberian hormon pertumbuhan dilakukan sebanyak 7 kali dalam seminggu, dilakukan hingga bertahun-tahun sampai potensi pertumbuhannya sudah berhenti, untuk anak perempuan sampai usia 13-14 tahun dan anak laki-laki sekitar 18 tahun. Umumnya pada anak perempuan, setelah mengalami menstruasi, pertumbuhan TB-nya akan berhenti, tak bertambah tinggi lagi.
KOMENTAR