Tabloid-Nakita.com - "Ibu Mayke akhir-akhir ini anak saya Helena (21 bulan) sering takut terhadap serangga terutama kupu-kupu dan capung. Ketakutan terhadap serangga terjadi saat kupu-kupu melintas di rumah dan tidak bisa keluar walau sudah diusir. Helena langsung teriak dan minta gendong sampai 2 jam lamanya. Saat saya kebelet untuk ke toilet Helena terpaksa saya lepas dari gendongan dan tangannya langsung gemetar. Helena memang jarang keluar rumah dan kami tinggal bertiga saja. Mohon saran Ibu Mayke untuk penanganan anak saya. Terima kasih." (Julita - Surakarta)
Julita, sangat mungkin Helena menjadi takut pada kupu-kupu, capung, dan sejenisnya karena melihat reaksi orang dewasa yang takut pada serangga tersebut, atau orang-orang di sekitarnya sibuk mengusir dengan suara yang keras disertai tindakan yang heboh. Akhirnya anak mengasosiasikan bahwa kupu-kupu adalah objek yang membahayakan dirinya.
Kalau sampai ada kupu-kupu dan lain-lain yang melintas di dekatnya, cobalah untuk bereaksi dengan tenang. Tidak usah sibuk mengusir, apalagi disertai kalimat yang diucapkan dengan suara yang ribut. Sebaliknya, katakan pada anak bahwa kupu-kupu itu tidak sengaja masuk ke dalam rumah dan akan dibantu untuk bisa keluar dari rumah.
Julita sudah menyadari bahwa Helena jarang diajak ke luar rumah. Saya sarankan agar setiap hari diajak jalan di lingkungan perumahan. Kalau ada taman bermain, akan sangat membantu, sehingga dia terbiasa bertemu dengan orang lain dan mengasah kemampuan sosialnya.
Apabila kebetulan ada kupu-kupu atau capung dan lain-lain yang melintas, katakan bahwa kupu-kupu sedang mencari bunga untuk diisap madunya, dan tidak akan menggigit manusia. Perkenalkan pula dengan serangga, hewan, tumbuhan lainnya, serta segala sesuatu yang dijumpai ketika berjalan-jalan. Kegiatan tersebut akan menambah pengetahuan anak.
Mudah-mudahan ketakutan anak pada serangga bisa segera teratasi, ya.
Asuhan: Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Play Therapist dan Psikolog
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR