Tabloid-Nakita.com – Setiap orangtua pasti mengingkan anaknya mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Namun, tak jarang Mama menemui masalah seperti anak yang hanya mau makan satu jenis makanan saja. Salah satu jenis makanan yang cukup berbahaya adalah karbohidrat. Apa yang perlu Mama lakukan jika anak terlalu banyak makan? Mama perlu melakukan beberapa trik untuk mengubah kebiasaannya.
Baca juga: Aturan dalam memberi makan anak usia 1 hingga 2 tahun
Anak memang membutuhkan karbohidrat untuk asupan energi. Namun, tidak semua karbohidrat terlalu baik. Misalnya karohidrat olahan atau sederhana seperti roti, kue, nasi dapat meningkatkan gula darah yang juga dapat memicu kenaikan berat badan. Sementara karbohidrat kompleks seperti sereal dan roti gandum lebih baik untuk kesehatan anak karena kandungan serat yang tinggi.
Baca juga: Makan banyak kok berat badan masih kurang?
Lalu, apa yang perlu Mama lakukan jika anak hanya mau makan hal-hal yang berbau karbohidrat? Mama boleh mengganti karbohidrat olahan dengan kompleks. Mama bisa mulai menggantinya dengan roti gandum atau mengganti dengan beras merah. Jangan membiasakan anak makan dengan pola makan tidak sehat sebab akan berdampak buruk untuk pola makannya di kemudian hari.
Mama juga perlu lo memberikan penjelasan kepada anak mengapa mereka tidak boleh terlalu banyak makan karbohidrat. Jangan paksa anak dalam hal makan karena dapat menimbulkan trauma pada makanan. Mama juga bisa menggunakan sedikit trik misalnya saat ia merasa lapar, Mama bisa memberinya sayuran atau lauk terlebih dahulu. Setelah itu baru berikan ia makanan dengan karbohidrat.
Baca juga: Seberapa banyak bayi butuh makan?
Cara lain untuk mengatasi anak terlalu banyak makan adalah bagaimana waktu makan menjadi lebih menyenangkan. Mama jangan mau ambil instan saja memberikan makanan yang ia suka. Jika sejak kecil sudah ditanamkan pola makan sehat, tentu dewasa nanti ia akan memiliki tubuh yang lebih sehat. Waktu makan menyenangkan juga meminimalisir anak yang kerap memilih makanan.
(Niken/Baby Center)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR