Tabloid-Nakita.com - Apakah Mama Papa salah satu yang beranggapan bahwa antibiotik harus diberikan ketika kita mengalami flu berat, apalagi kalau ingus sudah berwarna kuning kehijauan? Sebenarnya itu adalah anggapan yang keliru. Ketika ingus sudah kental kuning kehijauan, sebenarnya kita justru sudah di ambang kesembuhan.
Oleh karena itu, mengonsumsi antibiotik ketika terserang flu bukan sikap yang bijak. Hal itu hanyalah bentuk pemborosan serta potensial membuat ganas bakteri-bakteri di sekitar kita. Selain itu, masih ada beberapa salah kaprah dalam memberikan antibiotik, seperti:
Sulit untuk mengetahui apakah suatu kejadian infeksi disebabkan bakteri atau virus.
? Padahal statistik dunia kedokteran membuktikan pada anak, batuk, pilek, demam, radang tenggorokan, diare, infeksi telinga, bronkitis, penyebabnya kebanyakan infeksi virus.
Minum antibiotik harus sampai habis.
? Padahal, kalau tidak ada infeksi bakteri jahat yang harus dieradikasi dan antibiotik diberikan pada infeksi virus, maka sesegera mungkin harus dihentikan.
Di Indonesia banyak jenis bakteri yang sudah resisten, jadi antibiotik kelas ringan tidak akan mempan membasminya. Jangan pilih yang generik.
? Padahal, antibiotik yang paling kuat belum tentu yang terbaik dan belum tentu yang paling tepat untuk gangguan kesehatan yang tengah diderita. Antibiotik yang termahal, belum tentu yang terbaik. Obat generik, isinya sama dengan obat bermerek. Jangan membuang uang tidak pada tempatnya.
Saat terkena infeksi virus, konsumsi antibiotik tetap diharuskan karena daya tahan tubuh menurun. Jika tidak, ditakutkan akan terjadi infeksi sekunder alias penyakit tambahan.
? Padahal, kita dikaruniai Tuhan sistem imun yang luar biasa canggih. Anak normal (bukan pengidap HIV/AIDS, tidak tengah mengonsumsi steroid jangka panjang, tidak menderita penyakit keganasan/kanker) umumnya tidak akan menghadapi masalah serius akibat virus. Dalam beberapa hari ia akan sembuh dengan sendirinya.
Meskipun gangguan kesehatan disebabkan oleh infeksi virus, pasien tetap harus mengonsumsi antibiotik karena Indonesia memiliki banyak jenis bakteri,
? Padahal, mayoritas bakteri di lingkungan kita adalah bakteri baik yang tidak menyebabkan penyakit.
Itulah salah kaprah dalam memberikan antibiotik yang sering terjadi di masyarakat. Semoga hal ini tidak terjadi pada Mama, ya.
Disusun oleh: Vida Parady & dr. Windhi Kresnawati, Anggota Tim Relawan Bijak Antibiotik Yayasan Orangtua Peduli (YOP) dan ReAct
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR