Itulah salah satu pengakuan jujur Bung Karno tentang wanita kepada Gindy Adams, wartawati Amerika yang akhirnya disetujui Bung Karno untuk menulis biografinya berjudul Bung Karno, Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (1966).
BACA JUGA: Istri Tercantik Ir Soekarno Ungkap Rahasia Awet Muda dengan Mudah!
Dilansir dari Majalah Intisari edisi Mei 2001, pengakuan itu muncul karena Bung Karno merasa terus jadi bulan-bulanan pers Barat, terutama Amerika Serikat, yang selalu menggambarkan dirinya sebagai sang pemburu cinta.
"Majalah Tuan, Time dan Life terutama, sangat kurang ajar terhadap saya. Coba pikir, Time menulis, 'Soekarno tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernapsu'.
Selalu mereka menulis yang jelek-jelek. Tidak pernah hal-hal yang baik yang telah saya kerjakan," tutur Bung Karno kepada John F. Kennedy, Presiden AS, saat berkunjung ke negeri itu.
"Ya, ya, ya, aku mencintai wanita. Ya, itu ku akui. Akan tetapi aku bukanlah seorang anak pelesiran sebagaimana mereka tuduhkan padaku," tuturnya kepada Cindy.
Tahun 1961 Bung Karno sakit keras. Di Wina, Austria, para ahli mengeluarkan batu dari ginjalnya. Waktu itu perjuangan merebut kembali Irian Barat sedang memuncak.
Maka itu para dokter melakukan perawatan lebih teliti terhadap Bung Karno.
Source | : | bangka pos |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR