Nakita.id - Di usia tiga atau empat tahun, manusia akan mulai berbohong.
Pada titik ini dalam perkembangan otak seseorang, belajar bahwa ada alat yang sangat serbaguna dan kuat, yaitu bahasa.
Bahasa dapat digunakan untuk dapat benar-benar 'bermain' dengan kenyataan dan memengaruhi hasil dari apa yang terjadi.
Cepat atau lambat, Moms belajar bahwa berbohong itu "buruk," dan seharusnya tidak dilakukan.
BACA JUGA: Pegang Jari dengan Beberapa Posisi Ini, Rasakan Manfaat Tak Terduga!
Tetapi ada satu kondisi yang mau tak mau diamini bahwa semua orang kadang-kadang harus berbohong.
Tetapi beberapa orang adalah pembohong patologis, yang berarti mereka tidak bisa berhenti menyebarkan informasi yang salah tentang diri mereka sendiri dan orang lain.
Alasan psikologis mengapa beberapa orang seperti ini memang menjadi misteri.
Tetapi, kebohongan patologis merupakan gangguan di dalam dirinya sendiri, serta gejala gangguan kepribadian, seperti psikopati dan narsisme.
"Saya pikir itu berasal dari cacat pada jaringan saraf tentang hal apa yang menyebabkan kita memiliki belas kasih dan empati," kata psikiater Judith Orloff, penulis 'The Empath's Survival Guide'.
BACA JUGA: Si Kecil Iori Anak Putri Titian Ulang Tahun, Hadiahnya Bikin Takjub!
"Karena narsisis, sosiopat, dan psikopat memiliki apa yang disebut gangguan kekurangan empati, yang berarti mereka tidak merasakan empati dengan cara kita," tambahnya.
Ketika Moms tidak peduli dengan orang lain, kebohongan tidak menjadi masalah.
Kurangnya empati pada dasarnya berarti kurangnya hati nurani, yang merupakan konsep yang sulit untuk dipahami oleh banyak orang.
"Ketika mereka berbohong, mereka tidak merasa tersakiti seperti halnya kita disakiti oleh mereka," kata Orloff.
"Begitu banyak orang menjalin hubungan dengan pembohong patologis, atau hanya tidak bisa mengerti mengapa mereka berbohong," ujarnya.
BACA JUGA: Ini Rahasia Zaskia Adya Mecca Agar Cepat Pulih Usai Sesar, Yuk Tiru!
Bahkan, pembohong patologis ini mungkin tidak menyadari bahwa mereka berbohong separuh waktu, karena tidak menyadarinya.
Orloff mengatakan bahwa mereka benar-benar percaya bahwa mereka sebagian besar mengatakan kebenaran.
Ini bukan tentang fakta itu sendiri, namun lebih kepada ingin memiliki kekuasaan atas seseorang.
Kondisi ini sangat berbahaya bagi orang yang sangat sensitif, karena mereka menarik perhatian para narsisis.
Kemudian, ketika mereka melihat seseorang berbohong, mereka mencoba dan mencari tahu, atau menyalahkan diri mereka sendiri.
BACA JUGA: Kecantikan Mantan Istri Hanung Bramantyo Banjir Pujian, Tampil Beda Bikin Pangling!
Setelah kebohongan dimulai, korban yang sensitif ini akan diberitahu berulang-ulang bahwa versi sesungguhnya tidak benar, dan mulai percaya 'kebenaran' yang bukan sebenarnya dari pelaku.
Satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari cengkeraman seorang pembohong yang patologis adalah berani mengatakan: 'Tidak ini bukan salahku, ini tidak benar bagi saya, jadi saya tidak bisa benar-benar mempercayai Anda.'
Sayangnya, orang cenderung meragukan diri mereka sendiri, karena kebohongan dapat meningkat secara halus.
Mungkin dimulai dengan kebohongan kecil, dan beberapa bulan kemudian kehidupan korban menjadi kacau karena cerita kebohongan yang sudah terlalu banyak.
BACA JUGA: Ingin Anak Jadi Tinggi? Cukup Berikan 6 Hal Ini di Pagi Hari
"Jika seseorang berbohong, jangan mencoba dan membuat alasan tentang hal itu," kata Orloff.
Psikolog Linda Blair, penulis banyak buku psikologi, mengatakan bahwa ada pembohong kompulsif yang terlalu impulsif untuk mengatakan yang sebenarnya.
Sikap impulsif-reflektif tertanam dalam gen manusia, dan sangat sulit bagi seseorang yang sangat impulsif untuk meluangkan waktu dan memikirkan segala sesuatunya.
"Jika Anda seorang yang impulsif, sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan itu, karena Anda memiliki perasaan yang sangat buruk di dalam diri bahwa Anda harus menyelesaikan masalah sekarang," kata Blair.
"Jadi ketika sampai di kepala, Anda akan langsung mengatakannya. Itu tidak berarti kau harus berbohong, tapi sedikit lebih sulit untuk berhenti berbohong," tambahnya.
BACA JUGA: Bisa Buat Beli Mobil, Intip Harga Tas Dari Gigi Raffi Untuk Mama Rieta
Dalam kasus lain, pembohong kompulsif mungkin tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan diri mereka sendiri.
Blair mengatakan, "Mereka hanya perlu belajar mengendalikan dorongan dari dalam diri mereka. Kebohongan mereka tidak selalu datang dari tempat yang buruk." (*)
Source | : | thisisinsider.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR