Tak hanya itu, jalanan di 5 kampung pada distrik yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini ini pun belum diaspal.
Hal ini menyebabkan mobilitas menjadi sangat terbatas. Tak hanya akses jalan, keterbatasan air dan listrik juga menjadi masalah lain di Distrik Ninati.
Untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci, Amalia menunggu hujan turun agar bak mandi terisi dan mengandalkan mata air dekat rumah warga untuk kebutuhan minum.
BACA JUGA: Simpel, Begini Cara Tetap Romantis dengan Pasangan di Tengah Kesibukan
Amalia menambahkan, ketersedian listrik di Ninati yang disuplai dari tenaga solar juga tidak dapat dipastikan waktunya.
Hal ini disebabkan, solar hanya dinyalakan sebulan sekali bergantung dari dana yang tersedia dari kampung untuk membeli solar.
Amalia berharap jalan segera diaspal, selain memudahkan akses kesehatan untuk warga, akses jalan yang baik tentu akan memudahkan masyarakat untuk berinteraksi dengan dunia luar dan menjual hasil panen ke kota.
“Saya sendiri merasakan kesulitan untuk merujuk pasien karena jalannya hancur sekali.
Masyarakat di sana juga butuh informasi, mereka perlu contoh agar bisa lebih maju pemikirannya,” ujar Amalia, diansir dari Kompas.com.
Di Distrik Ninati, tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Untuk hidup sehari-hari, mereka mengandalkan hasil bertanam dan mencari ikan di sungai.
BACA JUGA: Ini 7 Rahasia Jitu Dapatkan Tiket Liburan Murah, Buktikan Yuk!
Selain itu, mereka juga menerima dana bantuan dari pemerintah hanya setiap 3 bulan sekali.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR