Nakita.id - Memperlakukan anak terutama bayi memang tak boleh sembarangan.
Bila Moms kurang waspada dalam memperlakukan anak, terutama bayi, bisa saja Si Kecil justru mengalami malapetaka.
Seperti yang dialami seorang bayi asal Inggris bernama Amelia Cooper (15 bulan).
Amelia dinyatakan meninggal dunia setelah tubuhnya terkena koyo (plester pereda nyeri) milik ibunya, Sara Talbot.
Awalnya, Amelia tidur bersama Sara di ranjang yang sama. Dan tanpa sengaja koyo yang dipakai ibunya ikut menempel ke kulit Amelia.
BACA JUGA: Ditinggalkan Ibunya di Rumah Kosong, 10 Tahun Kemudian Begini Keadaan Bayi yang Buat Ibunya Kecewa
Beberapa saat kemudian, Amelia ditemukan tak bernyawa di tempat tidur tersebut dan kemudian dilarikan ke rumah sakit di Cornwall, Inggris.
Sayangnya, bayi malang tersebut sudah tak bernyawa dan tak bisa diselamatkan.
Setelah hasil postmortem keluar, bayi Amelia dinyatakan memiliki tingkat fentanyl opioid yang cukup tinggi dalam aliran darahnya.
Saat diperiksa lebih lanjut, Emma Carylon sebagai pemeriksa jenazah mengungkap penyebab kematian Amelia karena toksisitas fentanyl akibat koyo yang menempel di tubuh bayi.
"Koyo tersebut lepas dari tubuh ibunya. Entah bagaimana koyo tersebut justru melekat pada tubuh Amelia, mengingat ia memakai piyama sebagai penutup tubuh dan koyo tentunya. Tidak jelas kapan, di mana atau bagaimana koyo tersebut bisa melekat ke Amelia," ungkapnya seperti yang dilansir dari The Guardian.
BACA JUGA: Miris, Bayi Baru Lahir Ini Terlempar dari Lantai 2 Gedung dan Ditemukan Masih Hidup
Setelah hasil penelitian muncul, Kepala NHS mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat, dokter dan juga ahli kesehatan.
Royal Cornwall Hospitals NHS percaya bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk membuat semua dokter dan para ahli kesehatan sadar akan kemungkinan bahaya koyo pada bayi.
Saat penghormatan terakhir pada Amelia, Ben Cooper selaku ayah Amelia yang bekerja sebagai sopir truk mengatakan bahwa Amelia telah menerangi hidupnya dengan senyuman centil dan cara lucunya yang membuat banyak orang memujinya.
"Selama pemeriksaan, kami telah mendengar sejumlah informasi dari para ahli termasuk ahli patologi, kepada responden dan paramedis pertama yang berada di tempat kejadian bahwa pagi yang mengerikan itu, kami kehilangannya," tambah Ben.
"Hasilnya, hari ini kita telah mendapat pelajaran berharga. Dia akan selalu ada di hati kami, dia pantas untuk hidup lebih lama, tetapi sayangnya kejadian ini mengambilnya dari kami," tutup Ben.
BACA JUGA: Dibuang di Luar Resto, Seorang Pelayan Rela Lakukan Hal Tak Terduka Pada Bayi Malang Ini
Menurut Ahli Patologi yang menangani kasus Amelia, Debbie Cook, tidak ditemukan cedera eksternal yang menyebabkan kematian dan tidak ada penyakit bawaan.
Debbie menambahkan bahwa sampel darah mengungkapkan tingkat fentanyl yang diidap Amelia jadi satu-satunya alasan kuat meninggalnya, dan bahkan juga bisa menyebabkan kematian bagi orang dewasa.
Koyo atau plester tersebut pastinya telah melekat dengan kuat pada tubuh sehingga terjadi hal mengerikan seperti Amelia.
"Plester ini dapat menyebabkan penuruna pernapasan, penurunan tekanan darah pada beberapa kasus kejang," ungkap Debbie.
"Ketika levelnya lebih tinggi, hal seperti ini bisa menjadi sangat fatal," tambahnya.
Meski dalam kasus ini polisi tidak menemukan barang bukti berupa koyo dan juga bekas koyo pada tubuh Amelia, tetapi secara pemeriksaan hal ini tak bisa dihindarkan.
Kandungan koyo yang berupa fentanyl memang terkadang berbahaya dan berisiko.
Koyo merupakan salah satu alternatif bila seseorang tak ingin mengonsumsi obat oral.
BACA JUGA: Kena Peyakit Langka, Bayi Ini Harus Dimandikan dengan Cairan Pemutih
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR