Nakita.id - Seorang remaja di Kanada meninggal dunia akibat sindrom syok toksik.
Media lokal di Kanada melaporkan, sindrom syok toksik berkembang biak akibat penggunaan tampon selama acara karya wisata sekolah.
Menurut pemberitaan media lokal Kanada, Comox Valley Record, seorang remaja berusia 16 tahun tiba-tiba mengeluh tidak enak badan dan mengalami kram saat dalam perjalanan karya wisata ke Pulau Hornby, Kanada.
BACA JUGA: Susul El Rumi Ke London, Maia Estianty Malah Dibilang Pacarnya
Kejadian ini terjadi pada Maret 2017.
Keesokan paginya, dia melewatkan sarapan dan ditemukan tidak responsif di tempat tidurnya.
Saat petugas medis mendatangi lokasi kejadian, ia sudah meninggal dunia.
Saat itu, mereka juga menemukan tampon.
Setelah tampon tersebut diteliti, tim dokter menjelaskan bahwa tampon itu positif mengandung bakteri Staphylococcus aureus, patogen yang terkait dengan sindrom syok toksik atau Toxic shock syndrome (TSS).
Comox Valley Records melansir dari keterangan resmi hasil koroner yang dikeluarkan baru-baru ini, bahwa patogen bakteri tersebut diduga kuat menjadi penyebab kematiannya.
Menurut ahli dari klinik Cleveland, Toxic shock syndrome (TSS) sebetulnya jarang terjadi, namun kondisi ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa karena adanya racun yang dihasilkan oleh bakteri S. aureus atau bakteri tertentu lainnya.
BACA JUGA: Padahal Akan Segera Menikah Tapi Baim Wong Sering Salah Sebut Nama Calon Istri
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR