“Menjelang persalinan perasaan makin cemas, campur aduk antara bahagia dan khawatir. Yang aku lakukan menjelang persalinan adalah mempersiapakan segala keperluanku dan baby plus persiapan mental, spiritual yang makin intens. Sharing dengan teman-teman yang sudah pengalaman melahirkan, membaca buku seputar persalinan, teknik pernafasan dan relaksasi, minta doa restu plus minta maaf pada suami, orangtua, mertua. Setiap saat aku makin intens berdoa dan mensugesti diri dengan kalimat positif seperti, ‘Nita, semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan persalinan yang lancar, aman, nyaman, cepat dan mudah serta selamat dan sehat untukmu dan bayimu.’ Kalimat seperti itu terus menerus aku ulang-ulang. Apabila pikiran negatif melintas aku berusaha fokus untuk positif thinking. Memikirkan segala hal yang indah setelah kelahiran, seperti bertemu dengan buah hati yang lucu. Aku juga sering mengajak baby dalam perut untuk berdialog. Akhirnya aku harus diinduksi karena mengalami ketuban pecah dahulu. Aku makin intens berdoa pada Allah memohon yang terbaik, ber-positif thinking kalau ibu-ibu yang lain bisa maka aku pun bisa. Di antara nyeri yang luar biasa, aku ajak dialog terus baby-nya, ‘Adek, Mama sedang berjuang membuka jalan, Adek berusaha ya untuk mencari jalan keluar, supaya kita bisa segera bertemu ya sayang.’ Alhamdulillah 3 jam setelah diinduksi, bayiku lahir selamat dan sehat. Persalinannya pun relatif cepat, aman, nyaman, dan mudah. Aku belum mengejan si baby sudah brojol.”
Yunita Adhien S, Batam
KOMENTAR