“Dulu waktu hamil Akram, aku masih tinggal di rumah kontrakan dengan tetangga yang sangat iri dengan kehamilanku. Maklum, sudah 8 tahun menikah, dia belum berhasil punya anak, sedangkan aku yang baru menikah, sudah berhasil hamil. Ia selalu saja memancing keributan, tapi tak aku ladeni. Salah satu ulahnya adalah membuang sampah nasi di depan rumahku. Karena jijik, aku langsung menyapunya walau sudah sangat kelelahan. Karena tidak hati-hati, aku kepeleset sampah nasi itu dan jatuh. Tetanggaku yang lain langsung berteriak panik dan menolongku ketika melihatku jatuh. Tetangga itu langsung mengusap perutku dan menyiram tempat aku jatuh sambil ‘memantrai’, katanya agar aku tidak jatuh lagi. Tetanggaku yang jahat malah menertawakanku. Namun, tak apa, aku ikhlas saja. Semoga sekarang ia sudah berhasil mendapatkan momongan dan tidak mengganggu orang lain yang sedang hamil lagi.”
Novita Kusuma Dewi, S.Pd., Parung
KOMENTAR