Konsonan, seperti "T" dan "D", terdengar sangat mirip sehingga otak manusia harus membuat keputusan cepat tentang apa yang didengarnya.
"Konsonan membutuhkan sedikit lebih presisi untuk membedakan satu dari yang lain daripada melakukan vokal," kata Gabrieli.
Efek ini sangat menonjol bagi penutur bahasa Mandarin, kata Gabrieli, karena bahasa lisan sangat bergantung pada perbedaan nada halus.
Namun, dia mengatakan penelitian lain telah menunjukkan, kemampuan musik dapat memberikan manfaat yang sama kepada penutur bahasa non-tonal, seperti bahasa Inggris.
Sementara studi saat ini melihat secara khusus pelajaran piano, Gabrieli mengatakan temuan ini "mungkin juga memperluas luas untuk pendidikan musik lainnya" juga.
BACA JUGA: Perankan Anandhi yang Bercerai dari Jagdish, Ternyata Rumah Tangga Aslinya Juga Berantakan!
Hasilnya sangat mengejutkan bahwa sekolah di Beijing tempat penelitian dilakukan terus memberikan pelajaran piano kepada murid-muridnya bahkan setelah percobaan berakhir.
"Semakin maju mereka, semakin baik mereka maju pada [diskriminasi pitch], dan itu membantu mereka dengan perkembangan bahasa sama sekali," kata Gabrieli.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Time |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR