BACA JUGA: Mantap Berhijab, Nikita Mirzani Berterima Kasih Karena Sudah Disakiti
Untuk itu, Herlina menegaskan bahwa penggunaan gadget tidak bisa disebut sebagai pemicu utama tumor atau kanker otak.
Sebab ada banyak faktor pemicu lainnya, seperti gen, usia, jenis kelamin, gaya hidup, riwayat kesehatan dan lain sebagainya.
"Besarnya risiko setiap orang itu relatif karena memang tumor atau kanker otak itu multi faktor.
Jadi memang masyarakat masing-masing pribadi harus memproteksi diri sendiri, Ia harus bijaksana dalam menggunakan semua alat," tegas Herlina.
Para ahli organisasi keseharan dunia (WHO) sangat menganjurkan agar pemakaian ponsel terutama di kalangan usia anak-anak dibatasi sedemikian rupa atau dengan pemakaian 'hands free' guna untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Mengingat sel otak anak yang lebih rawan dibandingkan sel otak orang dewasa.
BACA JUGA: Dipuji Sosok Istri Hebat Oleh Anji Manji, Begini Reaksi Nagita Slavina
Selain itu, beberapa jurnal menyatakan bahwa ponsel yang beredar masih bisa dikatakan 'aman' bila tingkat SAR-nya masih di bawah 1.6 watt/kg.
Dimana SAR merupakan singkatan dari Spesific Absorption Rate atau kekuatan radiasi ponsel yang akan diterima otak.
Di Amerika, Federal Communications Commission (FCC) menetapkan bahwa semua ponsel yang memancarkan radiasi di atas 1.6 watt/kg dilarang untuk diproduksi.
BACA JUGA: Ini Dia Perbedaan Pijat Bayi Matur dan Bayi Prematur, Moms Wajib Tahu!
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR