Nakita.id - Harga telur ayam di pasar Johar, Karawang mencapai Rp 31.000 per kilogram.
Hal ini diakui oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, yang juga mengatakan naiknya harga telur disebabkan meningkatnya harga pakan ternak.
"Iya (harga telur naik), itu karena harga pakannya tinggi," ujar Mendag seperti dikutip dari Kompas.
Tak hanya telur ayam, harga telur puyuh pun juga melonjak dari yang sebelumnya Rp 25.000 menjadi Rp 32.000 per kilogram.
Kenaikan juga terjadi pada telur bebek, yang naik dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram.
BACA JUGA: Potret Menggelitik Syahril Ramadan dengan Pemain Sepak Bola Dunia, Wow Editannya Jago Banget!
Sebagai salah satu makanan yang kerap dikonsumsi banyak orang, kenaikan harga telur cukup membuat resah masyarakat.
Warganet pun mulai memberikan analisa terkait penyebab menaiknya harga telur.
Salah seorang warganet, Bertha Suranto, dalam Facebook-nya menjelaskan penyebabnya.
Bertha Suranto adalah seorang petani hidroponik, peternak ayam, dan pengusaha restoran.
Menurut Bertha, tak hanya pakan ternak yang memengaruhi, tetapi juga dari faktor ayam petelur.
BACA JUGA: Setahun Alami Kanker Nasofaring, Ini Kondisi Kim Woo Bin Terbaru
Ayam petelur yang tua sudah banyak dijual saat hari Lebaran, sementara ayam petelur yang produktif masih belum mulai bertelur.
Akibatnya kelangkaan telur pun terjadi, dan membuat harga menjulang tinggi.
Untuk selengkapnya bisa Moms baca di bawah ini:
Namun, Bertha juga mengatakan Moms tak perlu khawatir tentang kelangkaan telur dan harganya yang mahal.
"Bentar lagi mudah2an stok telur kembali normal. Walau tidak menepis adanya para spekulan yg memanfaatkan situasi seperti ini. Dan tentunya keuntungannya luar biasa banyak," tulis Bertah dalam profil Facebook-nya.
Unggahan Bertha telah dibagikan sebanyak 4.300 kali, dan disukai oleh 5.200 pengguna Facebook.
BACA JUGA:Jadi Anak 'Si Doel', Ini Potret Tampan Rey yang Sempat Viral di Iklan Es dengan Elang
Source | : | Facebook,kompas ekonomi |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR