Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan terkait metode kangoroo mothercare:
Bayi biru
Beberapa saat setelah diletakkan di dada ibu, sebagian bayi akan terlihat biru, tapi orangtua tidak perlu panik. Perawat akan membantu Anda untuk meletakkan kembali bayi ke dalam inkubator. Ini biasa terjadi, karena baik ibu maupun bayinya sama-sama sedang belajar. Setelah beberapa kali latihan, keduanya akan semakin "pintar" sehingga prosesnya lebih lancar. Awalnya dicoba beberapa menit bayi diletakkan di dada ibu, lalu dikembalikan lagi ke inkubator, setelah itu lebih lama waktunya dan akhirnya bisa lepas dari inkubator sama sekali.
Pengawasan dalam ruangan temaram
Banyak yang khawatir bila cahaya di kamar dibuat temaram/gelap, bayi tidak bisa terpantau sempurna. Takutnya tiba-tiba napasnya terhenti atau terjadi sesuatu, tidak ada yang menyadari. Itu semua bisa diatasi asal ada kerja sama yang baik antara orangtua dan perawat. Meski suasananya temaram tapi berikan perhatian khusus sehingga hal tersebut tidak terjadi.
Gangguan mata
Selama berada dalam inkubator, bayi sudah dikondisikan seaman mungkin dengan cara ditutup matanya untuk menghindari cahaya yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Meski demikian, sebaiknya bayi memang tidak terlalu lama berada di inkubator supaya lebih amannya. Dengan kata lain semakin sebentar waktunya di inkubator maka semakin baik.
Setelah kondisinya stabil bayi akan diizinkan untuk pulang ke rumah. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan setelah bayi berada di rumah:
Baik ibu maupun bayi harus sama-sama belajar bahasa isyarat. Meski belum bisa berkomunikasi secara verbal, namun pada prinsipnya bayi selalu memberikan isyarat atas apa yang dibutuhkannya. Misalnya kapan ia menangis lapar, kapan menangis karena popoknya basah, kapan waktunya tidur dan sebagainya. Ada teori yang menyebutkan pemberian ASI harusnya diberikan setiap sekian jam. Tidak salah memang, namun lebih baik lagi kalau ibu mempelajari isyarat yang disampaikan bayinya, sebab kondisi masing-masing anak sangat berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun, sehingga menyamakan jadwal pemberian ASI tidaklah bijak.
Bayi prematur membutuhkan susu berprotein tinggi untuk mempercepat proses penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Namun ibu tak perlu khawatir, karena ASI yang diproduksi ibu yang melahirkan bayi prematur pasti memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada yang melahirkan bayi cukup bulan, sehingga sesuai dengan kebutuhan bayinya.
Dari awal yang menjadi masalah bagi bayi prematur adalah kestabilan suhu tubuh. Sebenarnya setelah diizinkan meninggalkan RS biasanya kondisi bayi sudah baik. Namun orangtua tetap harus menjaga kestabilan tubuh bayi dengan memastikan suhu di kamar tidurnya tidak terlalu panas/dingin. Begitu juga dengan air yang digunakan untuk memandikannya, baiknya hangat-hangat kuku, sehingga bayi tidak kepanasan maupun kedinginan. Suhu tubuh yang drop akan membuatnya hipotermia yang bisa membahayakannya.
Hal lain yang juga dijaga adalah kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya. Karena seperti sudah disinggung di atas, bayi prematur lebih rentan terserang penyakit maupun infeksi. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya orang yang akan memegang bayi harus mencuci tangan terlebih dahulu. Anggota keluarga yang sedang sakit pun sebaiknya sementara waktu tidak dekat-dekat dengan si bayi.
Setelah berada di rumah, orangtua harus rajin-rajin memberikan stimulasi pada bayinya dengan cara mengajaknya bermain, menimang, menggendong dan sebagainya. Untuk merangsang indra penglihatannya, tunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar-gambar dan mainan berwarna cerah, serta ekspresi wajah ayah dan ibu. Intinya berikan stimulasi sesuai usianya.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
KOMENTAR