Nakita.id - Biasanya, kita melihat kuda di lapangan atau di pacuan.
Bisa juga di jalan sebagai transportasi tradisional bernama dokar atau andong.
Namun di Jepang, ada sebuah kejadian unik sekaligus menyedihkan.
BACA JUGA: Tangan Meghan Markle Dicium Joki Kuda, Ekspresi Wajah Pangeran Harry Jadi Sorotan
Seekor kuda terlihat bertengger di atap sebuah rumah.
Tentu Moms bertanya-tanya bagaimana caranya kuda bisa naik sampai ke atap rumah.
Kuda berusia 9 tahun ini bernama Leaf.
Leaf merupakan salah satu kuda untuk terapi hewan di perawatan lansia Life Town Mabi di distrik Mabicho, Kakehashi.
Pada tanggal 6 Juli 2018, Leaf bersama anaknya, Earth dinyatakan hilang karena banjir menyapu seluruh wilayah tersebut.
BACA JUGA:Tak Kenakan Bros Sendiri di Acara RAF 100, Ini Alasan Meghan Markle
Staf terpaksa melepaskan kedua kuda tersebut setelah hujan lebat memaksa proses evakuasi.
Dia mengira kuda tersebut telah tenggelam, namun seorang karyawan di Life Town menolak menyerah dan terus mencari kedua kuda itu.
Mari Tanimoto (49) yang biasa merawat kedua kuda itu percaya bahwa kuda tersebut kemungkinan selamat dengan berenang ke tempat yang lebih tinggi.
Setelah banjir mulai surut, Ms Tanimoto mulai mencari Leaf dan Earth yang baru berusia 1 tahun di area pegunungan.
Pada hari Senin(9/7/2018), tim penyelamat dari badan amal bantuan bencana Peace Winds Japan mendapati sebuah pemandangan aneh.
BACA JUGA:Konsumsi Campuran Gula dan Garam Sebelum Tidur, Rasakan Manfaat Ini
Mereka sedang menuju sebuah sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan evakuasi sementara dan menemukan kuda itu di atap rumah.
Proses evakuasi kuda tersebut pun tidak mudah dan berbahaya.
Leaf kehilangan pijakannya dan jatuh dari ketinggian 2 meter.
Beruntung kuda ini hanya terluka ringan di salah satu kaki dengan tubuh berlumuran lumpur.
Kemungkinan, Leaf bisa bertahan hidup selama 3 hari karena naluri alamiahnya mencari daratan yang lebih tinggi dari air.
BACA JUGA:Tambahkan 2 Bahan Alami Ini ke Kopi, Lemak Di Perut Luntur Seketika
Meski Leaf selamat, sayangnya Earth belum juga ditemukan hingga sekarang.
Lebih dari 170 orang telah dikonfirmasi tewas setelah daerah ini dilanda banjir besar dan tanah longsor.
Source | : | News |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR