Hati-Hati Jika Urine Berbau Tajam, Bisa Jadi Karena 3 Penyakit Ini

Nakita.id - Setiap makanan atau minuman yang kita konsumsi akan keluar dari tubuh dalam bentuk sekresi atau buangan (produk sisa). 

Salah satu produk sisa dari tubuh yaitu urine. 

Perlu diketahui, urine merupakan cairan sisa hasil metabolisme yang disekresi oleh ginjal dan kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.

BACA JUGA: Urine Terasa Panas? Hati-hati Bisa Jadi Infeksi Miss V, Kenali Gejalanya!

Kandungan urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme seperti urea, garam terlarut, dan materi organik lainnya.

Permbuangan urine ternyata juga bisa mengindikasikan kondisi kesehatan seseorang.

Warna urine yang cenderung abu-abu dapat menandakan adanya kandungan darah.

Hal ini biasanya menandakan adanya infeksi saluran kemih, infeksi kandung kemih atau batu ginjal.

BACA JUGA: Anak dengan Ciri Berikut Berisiko Tinggi Leukemia, Seperti Anak Denada

Tak hanya warnanya, aroma urine yang tajam atau menyengat juga dapat menunjukkan kondisi tubuh seseorang.

Bau urine yang menyengat bisa jadi akibat asupan makanan maupun minuman tertentu atau memang menjadi sinyal adanya masalah pada tubuh.

Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan urine berbau menyengat.

1. Diabetes

Kelebihan gula dalam darah bisa menyebabkan pengeluaran urine berbau tajam karena cenderung mengandung banyak gula.

Bila Moms memiliki gejala diabetes lainnya, seperti haus terus atau berat badan mendadak turun, periksalah kadar gula darah.

BACA JUGA: Wah, WHO Golongkan Seks Komplusif Termasuk Penyakit Mental!

2. Dehidrasi 

Tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh biasanya dilihat dari warna urine.

Urine yang berwarna kuning gelap dan sangat pekat merupakan dehidrasi dan biasanya juga disertai berbau menyengat.

3. Infeksi

Infeksi bakteri atau jamur di area organ intim bisa masuk ke dalam aliran urine.

Adanya bakteri dan jamur itu membuat aroma urine berbau sangat menyengat dan tak sedap.

Salah satu infeksi yang sering terjadi adalah infeksi saluran kemih. (*)

 

PROMOTED CONTENT