Fakta tersebut didapatkan Sabda dari hasil tes yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Development) melalui PIAAC (Programme for the International Assessment of Adult Competencies) pada masyarakat dewasa di Jakarta.
“Bayangkan, berdasarkan tes reading competency 70% masyarakat usia 15-26 tahun di Jakarta tidak mencapai level 1 atau di bawah 1. Padahal, level 1 hanya mengganti kalimat yang tertera sesuai atau tidak,” ungkap Sabda.
Untuk itu, Sabda bersama saudara kandungnya Wisnu Subekti pun mengagas Zenius Education untuk memberikan kemudahan belajar yang sesuai dengan zaman saat ini.
Zenius Education tidak memfokuskan diri pada pemberian rumus cara cepat tetapi pada konsep dasar.
Sebab Sabda dan Wisnu percaya bahwa belajar tidak hanya untuk menambah pengetahuan tetapi juga membentuk pola pikir yang logis untuk mengerti konsep dasar ilmu daripada hanya menghapalnya saja.
BACA JUGA: Penjelasan Franda Tentang ASI Mendapat Protes Warganet, Ternyata Ini Penyebabnya
Selain itu, Zenius Education juga mengedepankan konsep great learning experience atau pengalaman belajar yang asik untuk anak-anak.
Dimana pelajaran dikemas dalam video yang menarik dan mendetail yang dapat diulang berkali-kali oleh para anak-anak.
“Dengan menggunakan video belajar online ini, para siswa bisa kembali mengulang mata pelajaran yang tidak mereka mengerti di sekolah sehingga dapat sangat membantu saat belajar," jelas Sabda.
Sabda pun berharap Zenius Education dapat turut membantu meringankan permasalahan pendidikan di Indonesia.
“Karena tantangan pendidikan Indonesia saat ini dan masa depan adalah bagaimana mencetak generasi muda yang memahami ilmu yang diajarkan, bukan sekedar pandai mengingat informasi,” pungkas Sabda.
BACA JUGA: Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR