Nakita.id - Ginjal adalah organ yang fungsinya amat vital bagi tubuh, salah satunya sebagai organ sekresi.
Jika tidak dirawat dengan baik, bukan tak mungkin akan mengalami penyakit yang berbahaya seperti ginjal kronis atau gagal ginjal.
Data medis menunjukkan, penyakit ginjal kronik menjadi penyebab kematian ke-8 tertinggi pada perempuan, yang menyebabkan 600 ribu kematian setiap tahunnya.
Faktanya, rata-rata prevalensi kasus penyakit ginjal kronik di Indonesia yaitu sebesar 60%.
Ternyata, perempuan memang dinilai lebih berisiko mengalami penyakit ginjal dibandingkan pria.
Menurut Dr Pradeep Gadge, seorang ahli terkemuka dari Gadge Diabetes Center di Mumbai mengemukakan penyebab utama terkait hal ini yaitu sebagai berikut:
BACA JUGA: Selain Daging Ayam Hindari Kebiasaan Mencuci 6 Bahan Makanan Ini Sebelum Dimasak, Berbahaya!
Saluran uretra wanita lebih pendek daripada pria
Saluran uretra merupakan organ tubuh yang menghubungkan kandung kemih hingga saluran kencing.
Pada wanita, saluran ini rupanya lebih pendek.
Untuk itu, penting bagi perempuan memerhatikan kebesihan organ intim apalagi setelah buang air kecil.
Dengan uretra yang pendek, bakteri akan lebih mungkin terbawa masuk ke kandung kemih sehingga menyebabkan infeksi yang kedepannya memengaruhi ginjal.
Satu dari tiga perempuan mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) sepanjang hidupnya dan hampir sepertiganya mengalami infeksi berulang.
Hal inilah yang lantas mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
Kebiasaan tidak membersihkan organ intim pasca berhubungan intim dengan pasangan juga menjadi salah satu penyebab infeksi saluran kemih.
BACA JUGA: Jangan Disepelekan, Kenali Moms Gejala Infeksi Telinga Pada Si Kecil
Kehamilan
Ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal, baik infeksi maupun ginjal kronis.
Risikonya akan berlipat ganda jika selama kehamilan, perempuan sering mengalami tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik (preeklamsia dan eklamsia).
Jika gangguan ginjal terjadi pada masa kehamilan, kemungkinan besar perkembangan bayi akan terganggu.
Wanita yang mengalami gagal ginjal saat hamil harus terus dimonitor kesehatannya dan biasanya akan melahirkan dengan melalui operasi sesar.
Penyakit auto-imun
Perempuan juga rentan terserang penyakit auto-imun dan hormon yang tidak stabil.
Termasuk penyakit lupus, arthritis dan berbagai penyakit hormonal yang lain.
Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang menyerang 1-2 orang di setiap 1000 penduduk.
Faktanya, data menunjukkan setidaknya risiko terkena penyakit lupus sembilan kali lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria.
BACA JUGA: Hari Lupus Dunia, Ini Daftar Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Dihindari Pasien
Penyakit ini sangat memungkinkan untuk menyerang semua organ tubuh termasuk ginjal.
Bahkan, penyakit ini dapat mengakibatkan seseorang terkena gagal ginjal jika terlambat terdeteksi.
Kondisi tersebut menyebabkan sistem penyaringan racun di ginjal menjadi lebih berat dan itu merupakan tahap awal kerusakan ginjal.
Diabetes dan hipertensi
Wanita juga banyak yang mengalami diabetes dan hipertensi.
Dua jenis penyakit tersebut merupakan dua penyebab terbesar gagal ginjal pada perempuan.
Kadar gula dalam darah yang tinggi akan menyebabkan pembuluh darah di ginjal menjadi rusak, sehingga tidak bisa bekerja dengan baik.
Kinerja ginjal menjadi terganggu dan proses penyaringan racun tidak sempurna.
Sementara itu, hipertensi akan membuat pembuluh darah menyempit dan sirkulasi darah keluar-masuk ginjal menjadi terhambat.
Sayangnya, kegagalan ginjal tidak mudah dideteksi secara kasat mata dan biasanya baru benar-benar ketahuan saat sudah parah sehingga penanganan terlambat diberikan.
Untuk itu, Moms sebaiknya rutin berkonsultasi ke dokter dan melakukan proses yang diperlukan agar dapat ditangani dengan tepat.
Biasanya, aspek yang harus diperhatikan yaitu tingkat kreatinin dan ureum dalam darah, jika melebihi batas normal maka kemungkinan kinerja ginjal bermasalah.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | health site,bright side |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR