Nakita.id.- Suka nonton film horor? Pastinya yang Moms dan Dads inginkan saat nonton film horor adalah perasaan tegang sekaligus takut tapi juga penasaran. Iya, kan?
Moms dan Dads tetap mengikuti sampai film berakhir meski risikonya dapat membuat Moms dan Dads sulit tidur.
Bayangan akan peristiwa mencekam sepanjang alur cerita siap menghantui saat Moms dan Dads mulai memejamkan mata.
Tapi siapa sangka, menonton film horor juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
BACA JUGA: Olla Ramlan Bagikan Pengalaman Seram Saat Bermain Film Horor
Dikutip dari laman WebMD, Glenn Sparks, seorang profesor komunikasi dari Purdue University telah mempelajari dampak film horor pada fisiologi orang yang menontonnya.
Hasilnya, saat Moms dan Dads menonton film horor yang terjadi pada tubuh Moms dan Dads adalah denyut jantung meningkat sebanyak 15 kali per menit, telapak tangan Moms dan Dads dan Dads berkeringat, suhu tubuh turun beberapa derajat, otot-otot menegang, dan tekanan darah Moms dan Dads meningkat.
Semua ini mungkin akibat dari respons fight-or-flight, respons yang biasanya terjadi saat Moms dan Dads stres.
Aliran darah ke bagian tubuh lain selain jantung dan otot mungkin akan menurun, sehingga suhu tubuh Moms dan Dads menurun dan Moms dan Dads merasa merinding saat ketakutan menonton film horor.
Penelitian lain yang dilakukan oleh University of Westminster di Inggris menunjukkan bahwa menonton film yang memicu adrenalin selama 90 menit dapat membakar kalori yang cukup signifikan.
Penelitian menggunakan film horor untuk menunjukkan bahwa menonton film dapat membakar kalori. Ini merupakan cara bakar kalori tanpa olahraga.
Bagi Moms dan Dads yang mengalami kelebihan berat badan dan suka menonton film horor, tentunya hal ini merupakan kabar gembira.
Sebabnya, pada saat menonton film horor, tubuh Moms dan Dads bereaksi terhadap rasa yang ditimbulkan saat Moms dan Dads menonton film horor.
Hal tersebut dibuktikan lewat penelitian pada 10 orang yang diminta menonton film horor. Saat mereka menonton, denyut jantung, karbon dioksida dan asupan oksigen dimonitor oleh peneliti.
BACA JUGA: Gemuk Tapi Sehat Ternyata Ada, Ini Kriterianya Yang Wajib Diketahui!
Setiap orang yang menonton film merasa panik dan melompat, maka rata-rata pembakaran kalori mencapai 184.
Jika seseorang memiliki berat 140 pon, itu sama saja dengan membakar kalori dengan berjalan kaki selama 40 menit atau setara juga dengan jogging ringan 15 menit.
Menurut American Council, hal ini terjadi karena adanya proses pelepasan rangsangan stres yang menyebabkan pelepasan hormon adrenalin.
Hal itu membuat jantung berdetak dan menarik energi cadangan dari dalam tubuh.
Penelitian lain yang memantau denyut jantung, pasokan oksigen, dan keluaran karbon dioksida pada penonton film yang terlibat dalam penelitian juga menunjukkan bahwa denyut jantung penonton terpantau meningkat saat menonton film menakutkan dan hal ini menyebabkan hormon adrenalin juga meningkat.
Hormon adrenalin dapat meningkatkan tingkat metabolisme tubuh, sehingga energi yang tersimpan dalam tubuh Moms dan Dads lebih cepat untuk terbakar atau digunakan.
Hal ini membuat menonton film horor dapat membantu Moms dan Dads menurunkan berat badan.
Semakin menakutkan film yang Moms dan Dads tonton, semakin banyak kalori Moms dan Dads yang terbakar selama menonton film tersebut.
BACA JUGA:Jangan Berlama-lama di Toilet, Ini Risiko Kesehatan yang Mengintai!
Meski demikian, film horor mungkin dapat menyebabkan seseorang meninggal karena ketakutan, terlebih lagi jika ia sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.
Ketakutan dapat menyebabkan beberapa orang mengalami serangan jantung karena efek samping dari respons fight-or-flight. Hal ini mungkin bisa terjadi.
Seorang ahli jantung dari University of Maryland pada tahun 2015 juga menemukan jika seseorang sudah mempunyai masalah pada jantungnya dan mengalami ketakutan saat menonton film horor, maka peningkatan hormon adrenalin dapat membahayakan kesehatannya. (*)
Rejuvenated Youthful Skin Bersama Rangkaian Wardah 1% Microcapsule Retinol & 3% Ceramide, Formulasi Powerful untuk Hasil Maksimal
Source | : | WebMD,Times on India |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR