Nakita.id - Bayi yang mengalami depresi lazimnya akan terlihat gelisah tanpa sebab.
Sangat mungkin tidurnya jadi sering terbangun bukan gara-gara suara gaduh, popok basah, atau tiba saatnya minum susu.
Ia pun cenderung rewel tanpa sebab yang jelas dan jauh dari kesan ceria.
Bukan hanya itu, bayi yang mengalami depresi bisa dicermati dari perilakunya yang terkesan tak peduli pada lingkungan sekitar.
Ketika dicolek pipinya, ia tak menunjukkan respons apa pun.
Demikian pula saat diajak bermain, ia terlihat "dingin", bergeming menanggapi ajakan.
Ekspresi dan sorot matanya pun kosong padahal bayi-bayi pada umumnya menunjukkan sorot mata yang tajam dan berbinar-binar, terutama bila diajak "ngoceh".
Berat badan pun sebetulnya bisa dijadikan tolok ukur apakah si kecil mengalami depresi atau tidak.
Selama 6 bulan pertama semestinya berat badan bayi bertambah sekitar 700-1.000 g setiap bulan.
Baca Juga: Tips Agar Bayi Tidak Depresi Saat Ibu Kembali Bekerja
Dan di bulan-bulan selanjutnya minimal akan ada kenaikan sebesar 500-700 g.
Dalam hal inilah kunjungan rutin ke dokter anak pegang peran amat penting.
Bukan hanya sekadar untuk menimbang berat dan mengukur panjang badan, tapi juga melakukan pemantauan secara keseluruhan.
Kalau berat badan bayi stabil atau bahkan menyusut, dokter anak akan mengusut mengapa sampai terjadi demikian.
Patut dipertanyakan bagaimana pola pemberian ASI dan makanan pendamping ASI.
Tentu saja memang harus ditelusuri lebih dulu apakah berat badan yang tidak kunjung naik ini lantaran ada gangguan fisik atau tidak.
Bila memang tidak ada penyakit tentu harus dicari kondisi apa yang mendasarinya karena bukan tidak mungkin bayi mengalami depresi.
KOMENTAR