Itu tak masalah dan orangtua bisa terus mengajaknya bicara, seolah-olah pembicaraan itu “nyambung”.
Kalau anak memberi respons tertentu seperti tertawa senang, tanggapi dengan kata-kata, “Wah, Adek senang ya, sampai tertawa-tawa.”
Selama berbicara harus ada kontak mata, usahakan gerak bibir juga jelas, sehingga selain mendengar anak juga bisa belajar “menirukan” gerak bibir orangtuanya.
Komentari segala aktivitas yang dilakukan bersama anak, seperti saat mengganti popok, memandikan, atau ceritakan aktivitas yang sedang dilakukan orangtua.
2. Bermain cermin
Mengajak anak bermain di depan cermin juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan verbalnya.
Tunjuk anggota tubuh yang dimaksud sambil menyebutkan namanya. “Ini tangan Mama, ini tangan Adik.”
Baca Juga: Pola Asuh yang Mempengaruhi Perkembangan Anak: Otoritatif, Otoriter dan Permisif
Tak hanya itu, sering-seringlah menyebutkan nama benda/anggota tubuh/apa pun yang saat itu sedang dilihat/dipegangnya.
Semakin banyak kata-kata baru yang didengarnya setiap hari, semakin banyak stimulasi yang didapat.
3. Membacakan buku cerita
Seperti sudah disebutkan di atas, membacakan buku cerita banyak manfaatnya untuk menstimulasi kemampuan komunikasi anak.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
KOMENTAR