Nakita.id - Moms pernah mendengar masa oral bayi?
Masa oral merupakan suatu istilah yang dieprkenalkan oleh Sigmund Freud pada teori psikoseksual miliknya.
Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang sebagian besar ditentukan pada 5 tahun pertama kehidupan melalui serangkaian proses mencari kesenangan-energi, salah satunya fase oral.
BACA JUGA : Wajib Tahu, Ini Cara Menjemur Bayi yang Benar Menurut dokter Reisa
Fase oral ini merupakan masa saat bayi akan memperoleh kesenangan saat distimulasi pada area mulutnya.
Menurut Freud, ketidakberhasilan pada berbagai tahapannya akan memunculkan masalah perilaku tertentu.
Menyikapi hal ini, dokter sekaligus seleb Mom dokter Reisa Broto Asmoro memiliki pengalaman langsung.
Baby Yoda atau anak keduanya yang baru berusia 4 bulan diketahui tengah mengalami fase yang terjadi hingga usia 2 tahun ini.
Dokter yang menjadai presenter acara dr. Oz Indonesia ini mengungkapkan pentingnya masa oral juga berbagai manfaat penggunaan teether di masa ini.
"Memang ada periode / masa Oral pada balita yg harus terpenuhi dengan baik. Jangan melarang mereka memasukan tangan / benda2 di sekitar mereka karena itu salah satu bentuk eksploring.
Fase ini sangat penting, jadi selalu jaga tangan (dan kaki) mereka agar selalu bersih karena mereka bisa tiba2 ingin memasukan ke dalam mulutnya. Selain itu kita bisa manfaatkan Teether sebagai solusinya." ujar dokter Reisa Brotoasmoro dalam penggalan captionnya.
BACA JUGA : Ulang Tahun Tantri 'Kotak' Ungkap Tak Ingin Ada Kue, Saking Kreatif Suaminya Bikin Ini! Wah Keren
Karena pusat kesenangan bayi di usia ini berada di area mulut, justru menurut dokter Reisa jangan melarang anaknya untuk menstimulasi area mulutnya sendiri.
Teether sendiri bisa digunakan saat bayi berusia 5-6 bulan ke atas sebagai upaya untuk menstimulasi gigi susunya, Moms.
Selain itu rupanya teether ini juga bermanfaat untuk melatih keterampilan bayi juga lo.
"Dengan menggigit-gigit sesuatu, bayi merasa nyaman. Bentuknya yang padat digenggam dan dijumput juga dapat melatih ketrampilan motorik halus bayi." ujar dokter Reisa kembali dalam captionnya.
Namun, Moms juga perlu memerhatikan penggunaan dan perawatan teether yang tepat agar tidak berbahaya bagi Si Kecil.
BACA JUGA : 5 Jenis Sarapan Ini Dapat Meningkatkan Memori dan Konsentrasi Anak
Berdasarkan tulisan dokter Reisa tersebut, beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain :
- Perhatikan kualitas teether
Pilihlah teether dengan kualitas yang baik, tentunya terbuat dari bahan yang aman dan terjamin.
Hal ini dilakukan agar bayi tidak terinfeksi penyakit, atau luka jika ada bagian yang tajam
- Membersihkan teether dengan benar
Segera cuci teether dengan air panas atau cairan pembersih khusus setelah digunakan.
Agar terjaga kehigienisannya, simpanlah dalam wadah yang bersih.
BACA JUGA : Anggur Bisa Menjadi Bahaya Bila Dikonsumsi Oleh 4 Orang Ini
Ada juga jenis teether yang bisa disterilisasi secara kering dengan sinar UV.
- Sesuaikan dengan mulut bayi
Moms, memilih teether juga sebaiknya sesuaikan dengan usia Si Kecil.
Jika masih berusia 4 bulan misalnya, pilihlah teether yang berukuran kecil.
Selain itu, pemilihan bahan teether yang terbuat dari lateks atau yg berisi gel dirasa lebih direkomendasikan karena akan terasa nyaman dan dingin.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR