Nakita.id - Kebanyakan orang masih percaya bahwa produk kedelai itu sehat.
Jika Moms memerhatikan semua studi yang diterbitkan tentang kedelai, Moms akan menyadari betapa buruknya kedelai bagi tubuh.
Kedelai mengandung goitrogens yang menyebabkan fungsi tiroid tertekan.
Cara kerja goitrogens adalah menghambat metabolisme yodium.
BACA JUGA: Berhentilah Menggunakan Kunyit Jika Termasuk 5 Jenis Orang Ini
Yodium sangat penting dalam pembentukan hormon tiroid.
Akibatnya, jika yodium tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh kelenjar tiroid, maka pembentukan hormon tiroid tidak dapat terjadi.
Kedelai kaya dengan phytoestrogens yang menghambat hormon estrogen dan memiliki efek mengganggu pada jaringan manusia.
Estrogen adalah hormon steroid yang sering dipengaruhi oleh konsumsi isoflavon spesifik ini, yang juga disebut phytoestrogens.
Phytoestrogens ini telah ditemukan menyebabkan kanker payudara.
BACA JUGA: Ternyata Jahe Memiliki Efek Samping dan 9 Orang Ini Tidak Boleh Mengonsumsinya
Untuk laki-laki
Keseimbangan testoteron yang tidak tepat terhadap estrogen pada laki-laki, dapat menyebabkan libido yang lebih rendah.
Juga penumpukan lemak di sekitar pinggang dan kehilangan energi, stamina dan kejantanan bahkan payudara laki-laki (ginekomastia).
Untuk perempuan
Memiliki kadar estrogen yang tinggi tidak berarti Moms akan menjadi lebih dari seorang perempuan.
Ini bisa mengganggu menstruasi Moms, kesuburan dan membuat Moms berisiko terkena kanker payudara.
BACA JUGA: Mulai Sekarang Jangan Konsumsi Bawang Putih Jika Alami 6 Kondisi Ini
Tahukah Moms jika kedelai dapat menyebabkan:
- Masalah tiroid, termasuk berat badan, lesu, tidak enak badan, kelelahan, rambut rontok dan kehilangan libido
- Kanker
- Kerusakan otak
- Prematur pubertas dan masalah perkembangan lainnya pada bayi, anak-anak dan remaja
- Gangguan reproduksi
- Alergi
BACA JUGA:Jangan Lagi Membuang Kulit Bawang Merah, Punya Manfaat Tak Terduga!
Selain itu, sekitar 80 persen atau lebih, juga telah diubah secara genetik yang menyebabkan banyak masalah kesehatan lainnya.
Source | : | livingtraditionally |
Penulis | : | Nila Kusuma Pratiwi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR