Setelah itu, periset membandingkan sampel darah setiap pasangan yang diambil sebelum dan sesudah pertengkaran terjadi.
Hasil riset menemukan mereka yang menunjukan perilaku pertengkaran selama diskusi memiliki tingkat biomarker, atau indikator tingkat keparahan suatu penyakit, yang menunjukkan masalah pencernaan.
BACA JUGA:Kocak! Warganet Ceritakan Pesanan Ojek Online Tak Biasa, Ada yang Memata-matai Suami Selingkuh!
Biomarker tersebut berupa adanya protein pengikat lipopolisakarida. Tingkat biomarker bahkan sangat tinggi pada mereka yang memiliki riwayat depresi atau gangguan mood lainnya.
"Kami pikir bahwa masalah pernikahan sehari-hari - setidaknya bagi sebagian orang - menyebabkan perubahan dalam usus yang mengarah pada peradangan dan, berpotensi menyebabkan penyakit," papar Janice Kiecolt-Glaser, selaku pemimpin riset.
Ia juga mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan, pertengkaran di antara pasangan dapat memperlambat waktu penyembuhan untuk luka dan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan depresi.
Dengan mencari keberadaan biomarker yang terkait dengan bakteri dalam aliran darah, periset mampu menemukan bukti adanya masalah pencernaan, kondisi yang menyebabkan pelepasan sebagian makanan yang dicerna dan bakteri masuknya bakteri ke dalam aliran darah.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | kompas |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR