Orangtua bisa memberikan contoh-contoh yang nyata, seperti kelompok sepak bola yang menang beberapa kali dalam suatu kompetisi pertandingan bisa saja mengalami satu dua kali kekalahan.
Bila anak mengalami kekalahan, tentu ia akan merasakan kecewa, sedih, dan emosi negatif lainnya.
Biarkan anak dengan perasaannya tersebut sementara waktu.
BACA JUGA: Seringnya Karena Uang atau Mertua, Berantem dengan Pasangan Bisa Picu Penyakit Ini
Sikapi anak dengan bijak.
Selanjutnya bantu dengan bertanya apa yang menyebabkannya bisa kalah.
Kalau anak menang, berilah pujian atas hasil usahanya.
Pujian akan membuat anak termotivasi untuk mau mengulangi kembali usaha dan kerja kerasnya.
Biarkan anak merasakan senang dan kegembiraan atas kemenangannya.
Hal ini merupakan suatu pelepasan emosi positif anak.
Pastinya anak akan merasa senang pula untuk bercerita mengenai kemenangannya ini.
Orangtua bisa menggali perasaan senang yang dialaminya ini sembari menanamkan nilai-nilai yang orangtua harapkan dari diri Si Kecil.
BACA JUGA: Tak Hanya Olahraga Umum, Ini Tiga Olahraga Unik di Asian Games!
Misalnya tidak sombong atau takabur, bisa berempati dengan teman yang kalah, bisa menghargai usaha keras dirinya maupun orang lain, dan sebagainya.
Hal ini akan membentuk pula kepribadian dan karakter anak yang diharapkan.
Ingatkan pula bahwa dirinya telah menang dan pastinya akan ada orang lain yang berusaha untuk bisa mengalahkannya.
Maka itu diperlukan usaha berlatih dan kehati-hatian dari si anak.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR