Nakita.id - Defia Rosmaniar menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali emas di ajang Asian Games 2018 melalui cabang olahraga Taekwondo.
Sosoknya mejadi sorotan di hari pertama pertandingan Asian Games 2018 lantaran membawa angin segar bagi Indonesia.
Ini juga pertama kalinya cabang olahraga taekwondo Indonesia meraih medali emas di ajang Asian Games.
BACA JUGA: Faldy Albar Meninggal, Nafa Urbach Ungkap Penyesalannya di Detik Terakhir
Dalam acara Mata Najwa, Defia mengaku tak mengetahui dan tak menyangka menjadi pemberi medali emas pertama untuk Indonesia.
"Nggak tau (kalau peraih emas pertama), yang aku tahu kan bareng sama wushu. Jadi dapat emas ya biasa aja. Tapi pas bapak Presiden bilang 'Terima kasih ini medali emas pertama' langsung wow, kaget banget," kata Defia Rosmaniar.
Defia Rosmaniar pun langsung terkejut dan deg-degan setelah mendapat bisikan dari Presiden Jokowi kalau dirinya pemberi emas pertama.
Dengan memperoleh medali emas di ajang Asian Games ini, tentu Defia Rosmaniar menerima banyak bonus.
Seperti yang sudah dijanjikan pemerintah, peraih medali emas untuk kategori individu di Asian Games akan emndapat bonus uang senilai Rp 1,5 M.
BACA JUGA: Fajar Alfian dan Jonatan Christie Ungkap Harga yang Harus Dibayar Agar Menjadi Juara
Bukan hanya itu, Defia juga mendapat bonus tambahan lainnya dari pemerintah Bogor, tempat tinggalnya.
Bima Arya, Walikota Bogor menyampaikan langsung bonus tambahan untuk Defia Rosmaniar sebagai atlet andalan kota Bogor.
Bima Arya mengaku tak menyangka kalau Defia Rosmaniar akan memperolah medali emas di Asian Games 2018.
Karena itu, ia dan rekan di pemerintahan kota Bogor sempat kebingungan ingin memberi bonus berupa apa untuk Defia.
"Jadi langsung begitu tahu medali emas pertama, saya kontak teman-teman di Bogor, Alhamdulillah 1 apartemen untuk Defia.
Dan yang kedua boleh memilih kerja dimana pun di Kota Bogor," kata Bima Arya.
BACA JUGA: Buat Wanita Histeris, Jonatan Christie Ungkap Alasannya Buka Baju Saat Selebrasi
Perjuangan Defia meraih medali emas pertama di Asian Games yang diikuti 45 negara tentu tak mudah.
Banyak hal yang harus ia relakan dan tinggalkan demi menampilkan yang terbaik di ajang olahraga terbesar se-Asia ini.
Selama 13 tahun terjun di bidang Taekwondo, Defia Rosmaniar sempat merasakan tidak mendapat restu orangtua.
Hal tersebut diungkap langsung oleh ibu kandungnya, Kaswati dalam acara panduan Najwa Shihab.
"Tadinya sempat ngga ngizinin, karena (anak) perempuan takut cedera. Tapi ayahnya mendukung, ya lama-lama saya rela," kata Kaswati, ibu Defia Rosmaniar.
Selain itu, Defia juga harus merasakan kehilangan sosok ayah di tengah persiapan Asian Games 2018.
BACA JUGA: 5 Fakta Aprilia Manganang, Penampilan Macho Tapi Hati Hello Kitty!
Apalagi ia kehilangan sang ayah saat menjalani pelatihan taekwondo di Korea.
"Setelah 10 hari aku training camp di Korea, malam aku dapat kabar ayah meninggal dan aku di situ langsung kaget," cerita Defia.
Saat itu juga Defia Rosmaniar meminta pada pelatihnya untuk pulang ke Indonesia esok harinya.
Karena keesokan harinya ia tiba di Indonesia malam hari, Defia mengaku tak sempat melihat ayah untuk terkahir kali.
"Jadi sampai rumah itu besok malam dan ayah dimakamkan pagi, jadi aku ngga sempat (lihat)," tuturnya.
Meski begitu, Defia Rosmaniar mengaku masih bisa melihat prosesi pemakaman sang ayah melalui video call.
"Tapi alhamdulillah berkat zaman modern ini bisa video call. Jadi aku masih bisa lihat ayah dimakamkan," lanjutnya.
Source | : | youtube |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR