Beberapa waktu kemudian, Lici menjadi panitia donor darah di tempatnya bekerja dan ikut menyumbangkan darahnya.
Sepekan setelahnya, Ia mengaku dihubungi oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan diinformasikan bahwa Ia memiliki golongan darah O rhesus negatif.
Selanjutnya, Lici diminta untuk menjadi pendonor standby jika dibutuhkan.
Sejak saat itu, Lici menyadari bahwa darah yang Ia miliki ternyata langka dan akan sulit untuk mendapatkan darah sejenis jika terjadi sesuatu saat membutuhkan donor darah.
BACA JUGA: Tips Beauty Vlogger Agar Tak Kena Tipu Kosmetik Palsu, Begini Caranya!
“Lebih ke antisipasi. Begitu tahu, langsung cari tahu dan bergabung komunitas dan sekarang kebetulan jadi ketua umumnya,” kata wanita kelahiran Jakarta ini.
Darah langka, Lici menceritakan, pengalamannya selama ini sebagai pemilik darah langka yang kerap dipandang sebagai kelainan darah atau penyakit tertentu oleh orang lain.
“Pemahaman rhesus negatif yang masih minim itu kadang menimbulkan presepsi keliru. Kamu bisa sembuh kan? Rhesus negatif itu seperti kelainan darah?" ujar Lici menirukan apa yang orang lontarkan kepadanya.
Pemahaman yang kurang dan cenderung keliru, menurut Lici, karena minimnya sosialisasi tentang rhesus negatif kepada masyarakat.
“Rhesus negatif bukan penyakit, bukan kelainan darah, tapi hanya salah satu varian dari golongan darah,” kata dia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR