Nakita.id - Apa manfaat bayi menjatuhkan benda-benda bagi perkembangan bayi? Pertama, bayi belajar mengenai hubungan sebab-akibat.
Saat melakukan aktivitas tersebut, bayi sebetulnya sedang bereksperimen dan belajar memahami respons orang lain. Coba saja perhatikan, bukankah setiap kali menjatuhkan sesuatu ia akan mengamati respons yang diberikan lingkungannya? "Ih... kalau aku jatuhkan mainan ini ternyata Moms ketawa-tawa, lo.Tapi kenapa si Mbak malah marah-marah, ya?"
Atau, "Lucu ya. Masa kalau aku jatuhkan mainanku kok si Mbak dan Mama pasti komentar ‘Aduh Adek, kok mainannya dijatuhin melulu sih!’ Makanya aku jadi ketawa-tawa seneng lihat reaksi mereka." Begitu kira-kira yang ada di pikiran si kecil.
Kedua, bayi akan menyadari bahwa setiap benda (yang dijatuhkannya) berbeda-beda, baik bentuk maupun warnanya.
Dengan dilempar/dijatuhkan, benda-benda yang berbeda tadi pasti akan mengeluarkan bunyi, ada yang cukup keras, tapi ada juga yang pelan. Nah, semakin banyak ia mengamati kejadian di sekitarnya, semakin bertambah luas pengetahuannya.
Bayi pun belajar bahwa sesuatu yang dilakukan dapat memunculkan kejadian yang menyenangkan. Dalam hal ini bunyi benda jatuh dengan perilaku/komentar "lucu" ibu atau pengasuh ketika mengambilkan benda yang jatuh.
Nah, karena aksi ini dirasa menyenangkannya, maka si kecil pun akan cenderung menjatuhkan mainannya lagi dan lagi alias berulang-ulang. Kesengajaan ini dapat diartikan bahwa si kecil sudah mengembangkan kemampuan berpikirnya. Secara konkret, ia merencanakan melakukan sesuatu demi tujuan tertentu.
Bukan hanya itu. Saat menjatuhkan benda, si kecil juga akan menangkap berbagai fenomena menarik sebagai ajang pembelajaran. Selagi benda masih berada dalam genggamannya, indra perabanya akan merasakan tekstur benda tersebut apakah halus atau kasar.
Sementara ketika benda yang semula dipegang itu kini dijatuhkan, lagi-lagi indra perabanya akan merasakan sesuatu yang berbeda: dari ada menjadi tiada.
Baca Juga: Alasan Bayi Seharusnya Tidur Tanpa Bantal, Selama Ini Banyak Moms yang Masih Salah Kaprah
Ketika sesuatu yang dipegangnya berpindah tempat dari genggamannya kemudian meluncur dan akhirnya tergeletak di lantai, indra penglihatannya juga belajar menangkap pergerakan benda dari atas ke bawah.
Di sini anak mulai mengenali posisi atas dan bawah sebagai bagian dari kecerdasan spasial. Meski kemampuan berbahasanya mungkin masih terbatas, tapi si kecil sudah memiliki pemahaman sederhana tentang mana atas dan mana bawah.
Hal menarik lainnya adalah suara yang ditimbulkan benda jatuh tadi, entah suara gemerincing mainan, bunyi kaleng yang terempas di lantai, suara tumpahan air ataupun barang pecah. Dengan demikian indra pendengarannya akan terlatih menangkap bunyi benda-benda jatuh.
Nah, terasahnya indra-indra tadi membuat anak menyadari bahwa dari apa yang ia lakukan bisa menimbulkan sesuatu yang menyenangkan. Inilah yang membuat si kecil siap memasuki tahap eksplorasi besar-besaran selepas usia bayi.
Lewat fase menjatuh-jatuhkan ini si kecil pun tengah melatih keterampilan tangannya. Ia belajar mengoordinasikan sekaligus mengarahkan gerakan tangannya demi tujuan tertentu.
Kalau koordinasinya bagus, si kecil biasanya akan memegang dan menjatuh-jatuhkan benda dengan tangan kiri maupun kanan.
Kalau ia hanya mengandalkan satu tangan saja, orangtua mesti mencermatinya lebih jauh. Apakah si kecil memiliki kecenderungan kidal atau jangan-jangan malah ada gangguan motorik?
Di tahapan usia selanjutnya, aksi menjatuh-jatuhkan benda yang mengandalkan kekuatan tangan ini biasanya akan disusul dengan keterampilan melempar-lempar bola, menumpuk-numpuk balok, mendorong-dorong kursi, dan menarik-narik benda apa saja yang berada dalam jangkauannya.
KOMENTAR