Nakita.id - Apa yang Moms pikirkan ketika ada seorang terapung di laut dengan waktu yang cukup lama?
Bisa saja dia mati kelaparan atau mati diterkam binatang buas yang ada di laut.
Manusia memang hanya bisa berusaha dan kekuatan Tuhanlah yang paling berkausa.
Kisah tragis ini terjadi oleh laki-laki bernama Poon Lim yang berasal dari China pada Perang Dunia II.
Baca Juga : Pemuda Indonesia Menyisihkan 1200 Kontestan di Ajang X-Factor German
Mulanya, ketika masa perang tersebut Poon dan 52 penumpang berada di sebuah kapal Inggris yang sedang melakukan perjalanan dari Cape Town Afrika Selatan menuju Suriname.
Ketika sedang di tengah laut, kapal yang ditungganginya terlacak oleh kapal selam milik Jerman yang langsung meluncurkan torpedo untuk menenggelamkan kapal yang ditunggangi Poon dan penumpang lan.
Beruntungnya, Poon berhasil bertahan sedangkan kapal dan penumpang lainnya tenggelam dan meninggal.
Baca Juga : Harga Rumahnya Fantastis, Begini Tampilan Hunian Keluarga Kardashian - Jenner
Dengan segera ia mengambil jaket pelampung dan melompat ke lautan dengan menunggangi rakit kecil, karena jika tidak cepat melompat mungkin ia juga akan terbunuh.
Untungnya dalam rakit tersebut terdapat beberapa makanan, air minum dan lampu yang bisa ia gunakan untuk bertahan selama beberapa hari.
Setelah persediaan habis, barulah ia hidup sangat menderita dan harus berpikir bagaimana caranya ia bisa bertahan hidup hingga bala bantuan datang.
Baca Juga : Salah Pilih Model Rambut Bisa Rusak Penampilan , Ini Model Rambut Sesuai Bentuk Wajah
Baca Juga : Harga Rumahnya Fantastis, Begini Tampilan Hunian Keluarga Kardashian - Jenner
Karena Poon tidak bisa berenang, mau tidak mau ia hanya menunggu kapal yang lewat untuk membantunya atau menarik rakitnya ke daratan.
Selama itulah ia harus benar-benar berusaha untuk bertahan hidup, Poon mengaku untuk menghilangkan rasa lapar dan bertahan dari dehidrasi ia harus meminum darah Hiu.
Dengan berani, ketika ada hiu yang lewat ia menusuknya dengan kait yang ada dalam rakit, memotog usunya dan meminum darah ikan hiu tersebut.
Selama itu pula Poon mengalami mabuk laut, kulit terbakar karena panas matahari, kedinginan di malam hari dan penurunan tingkat psikologis.
Baca Juga : Yakin Kepiting Salah Satu Hidangan Laut yang Sehat untuk Dikonsumsi?
Malangnya, ketika ada kapal yang lewat mereka tidak mau menolongnya dan hanya berlalu melewati Poon.
Ketika kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat melihatnya, berharap menolong Poon mereka malah mencurigainya sebagai pasukan mata-mata China atau Jepang.
Karena kesabarannya, akhirnya melihat warna air laut yang berubah dan tanah laut terasa dangkal yang berarti Poon sudah dekat dengan daratan.
Baca Juga : Catat, Ini Kesalahan Orangtua Saat Memberi Parasetamol Untuk Anak
Tanggal 5 APril 1943, Poon diselamatkan oleh nelayan Berazil setelah sebelumnya menghabiskan 133 hari terapung di lautan tanpa teman.
Karena hal tersebut, ia memecahkan rekor waktu terlama di lautan sendirian.
Sebelum akhirnya Poon meninggal pada 1991, Poon Lim mengatakan pesan terakhirnya "Saya harap tidak ada yang memecahkan rekor yang telah saya buat."
Semoga saja memang benar tidak ada lagi manusia yang merana dalam kesendirian terapung di alut lepas tanpa erbekalan yang cukup.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | intisari |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR