Nakita.id – Sandra Dewi kini tengah menikmati perannya sebagai seorang ibu baru dari putra pertamanya, Raphael Moeis.
Berusia 8 bulan, Rafa, panggilan Si Kecil seringkali menunjukkan berbagai tingkah yang menggemaskan, bahkan ia telah menjadi brand ambassador di usianya yang masih sangat kecil tersebut.
Namun siapa sangka, Rafa yang terlihat sehat dan ceria tersebut sudah mulai agak ‘picky’ dalam soal makanan.
Baca Juga : Ditanya Silsilah Keluarga, Jan Ethes Panggil Kakeknya
Menurut Sandra, Rafa sudah mulai menunjukkan gelagat terhadap makanan kesukaan dan makanan yang kurang disukainya.
“Dia itu kayak aku, lebih suka daging daripada ikan, sekarang-sekarang udah mulai keliatan ekspresinya kalau disuapin makanan yang kurang dia suka,” ujar Sandra Dewi pada acara Pantau Tumbuh Kembang Si Kecil dengan Teman Bumil pada Agustus 2018 di Jakarta.
Namun diakuinya walau Rafa kurang menyukai, Sandra tetap memberikannya.
Hal tersebut lantaran ikan merupakan makanan yang baik bagi tumbuh kembang anak.
Untuk mengatasinya Sandra mencoba selalu memberikan pengertian melalui komunikasi yang baik.
“Aku selalu kasih pengertian, ‘Rafa ini mungkin amis, tapi ini bikin kamu pinter’, walau masih 7 bulan saya omongin terus, jangan makan daging aja ya, tapi ikan juga,” tutur Sandra Dewi.
Selain memberikan pengertian dengan bahasa yang baik, Sandra juga biasanya tidak diam saja saat memberikan Si Kecil makan.
Karena Rafa termasuk anak yang aktif, dia akan mudah bosan saat hanya duduk di kursi.
Baca Juga : Gempi Tiru Gisel Olahraga Zumba, Lihat Aksi Menggemaskannya Ini!
“2-3 menit pertama anteng, 3-5 ke atas udah mulai bosen, anaknya laperan, dia suka dikasih mainan tapi lebih suka yang agak unik kayak air,” ujar Sandra.
Dalam beberapa kesempatan, Sandra juga memilih untuk ikut makan bersama Si Kecil agar ia menjadi lebih berselera untuk menyantap makanannya.
“Ayo Mami ngunyah, Rafa juga ikut ngunyah,” ujar Sandra menirukan.
Terkait dengan hal ini, dr. Margaretha Komalasari, Sp.A dari Brawijaya Women & Children Hospital pada kesempatan yang sama mengungkapkan komentarnya.
Menurutnya, seperti orang dewasa, anak-anak juga tak akan suka makanan yang tak memiliki rasa atau hambar.
Lebih jauh lagi, aktivitas makan akan menimbulkan efek psikologis, bila dipaksa anak bisa saja stress.
“Kalau kasusnya seperti Rafa sebaiknya memang 15-20 kali dicoba lagi.
Baca Juga : Pola Asuh Tak Konsisten Buruk Bagi Anak, Ini Kata Psikolog dan Mantan Artis Cilik Mellissa Grace!
Misalnya gak suka makan ikan, ya ikannya ditim, pake kecap, atau diaksih bawang, dipindang, goreng, itu udah boleh,” ujar dokter Margaretha.
Hal itu menurutnya dilakukan agar seorang anak tetap bisa makan beragam, khususnya pangan yang bergizi seperti ikan.
“Ganti menu, perhatikan rasa makanan, memang harus banyak berinovasi
Makan juga sebaiknya dibatasi, waktunya cuma 30 menit,” pungkas dokter Margaretha.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR