Selama bertahun-tahun, penelitian telah menunjukkan hubungan positif antara optimisme dan penyakit jantung.
Sebagai contoh, sebuah studi Harvard dari 2016 menemukan bahwa optimisme dapat memiliki efek perlindungan pada perempuan yang lebih tua, mengurangi risiko kematian akibat penyebab seperti kanker, penyakit jantung, stroke, penyakit pernapasan, dan infeksi.
Baca Juga : Anniversary ke-16 Tahun, Mona Ratuliu Ungkap Alasan Menikah di Usia 20
Melihat ke dalam sejumlah besar penelitian, penulis menemukan pasien yang paling optimis kurang mungkin menjadi perokok saat ini 12 bulan kemudian dan lebih mungkin untuk terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur.
Dalam hal pola diet, pasien yang paling optimis cenderung makan lebih banyak buah dan sayuran, dan lebih sedikit daging olahan dan permen.
Akibatnya, pasien ini juga cenderung mempertahankan indeks massa tubuh yang sehat (BMI).
Baca Juga : 5 Cara Mudah dan Menyenangkan Untuk Mengajarkan Si Kecil Bicara
Labarthe mencatat bahwa orang-orang yang optimis cenderung untuk memecahkan masalah dan menciptakan strategi ketika berhadapan dengan stres.
Inilah yang menjadi ciri-ciri mereka bertahan lebih dari satu cara.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR