Nakita.id - Belakangan tagar #CrazyRichSurabayan sedang menjadi tranding topic di twitter.
Cuitan mengenai cara-cara unik konglomerat Surabaya mengabiskan uang ini pun langsung menjadi perbincangan dan viral.
Hal ini muncul setelah tayangnya film Crazy Rich Asians di Indonesia.
Baca Juga : Menikah Tanpa Pacaran, Ini Calon Suami Anisa Rahma, Selebgram dan Penyanyi Religi
Film ini merupakan kisah drama romantis yang menceritakan tentang gadis bernama Rachel Chu (Constance Wu) yang memiliki kekasih Nick Young (Henry Golding) yang ternyata merupakan keturunan konglomerat di Singapura.
Disutradarai oleh Jon M Chu, film ini pun menampilkan gambaran mengenai kehidupan kelas atas para konglomerat di Asia.
Seolah tak mau kalah dengan 'Crazy Rich Asians', warganet Indonesia pun membuat tagar #CrazyRichSurabayan di twitter menjadi tranding topic sejak Jumat (14/9/2018).
Cuitan di twitter ini mengambarkan kehidupan para konglomerat Surabaya yang tak terekspos oleh publik.
Berbagai macam kisah unik dan kocak mengenai para konglomerat Surabaya ini cukup menghibur warganet.
Mulai dari anak konglomerat yang harus izin sekolah karena melakukan imuniasasi hingga Jepang.
Acara ulang tahun mewah dengan berbagai bingkisan tak biasa untuk para undangan.
Her: goodie bag buat ultah apa ya miss?
— 726 (@btari_durga) September 13, 2018
Me: anak2 dikasih permen sama sticker aja udah happy banget.
Her: ya udah iPod aja ya? Nanti saya isiin lagu anak2.
(Dan beneran iPod dong buat tiap bocah) #CrazyRichSurabayan
Baca Juga : Jonatan Christie Ulang Tahun Ke-21, Begini Transformasinya Imut Sejak Kecil
Hingga ada yang menceritakan tentang membawa Taman Safari ke rumahnya.
Her: miss, kan taman safari jauh yo, di pasuruan. Aku males nganterno Andrew kesana. Kalo taman safarinya tak undang ke rumah gitu bisa ndak? Yah bawa2 bayi gajah sama singa apa beruang gitu lho miss
— 726 (@btari_durga) September 13, 2018
Me (dalam hati lagi): raimu buk...#CrazyRichSurabayan
Hingga kini pun masih banyak tagar #CrazyRichSurabayan yang dibagikan di twitter dengan berbagai kisah kocak konglomerat Surabaya ini.
Namun, apakah cuitan-cuitan itu bener terjadi ataukah hanya guyonan semata?
Untuk mendapatkan informasi mengenai kebenaran trend ini, Kompas.com mencoba melakukan klarifikasi kepada mereka yang tinggal di Kota Pahlawan itu.
Salah satunya adalah seorang karyawan swasta yang tinggal di daerah Wiyung, Surabaya, Esti Ayu Hutami.
Esti pun membenarkan bahwa fenomena yang ramai disebutkan di Twitter memang benar terjadi di kalangan orang kaya Surabaya.
"Betul kalau bahasaku dan teman-teman di Surabaya, 'kami apa adanya, adanya memang berlimpah, mau bagaimana dong?'," ujar Esti melalui pesan Whatsapp, Jumat (14/9/2018), menirukan gaya bercanda teman-temannya di Surabaya, seperti dikutip dari Kompas.com.
Akan tetapi ia menjelaskan, bahwa yang sebenarnya terjadi tidak lah seheboh sebagaimana yang dibahas di Twitter ataupun pada film Crazy Rich Asian yang baru-baru ini tayang di bioskop.
"Lifestyle anak-anak di sini meskipun kaya kan beda, enggak lebay (berlebihan) kaya film hehehe," ujarnya.
Baca Juga : Sembuh dari Kanker Kelenjar Getah Bening, Aldi Taher Dilarang Makan Ini Selama 5 Tahun!
Sedangkan seorang sosiolog dari Universitas Airlangga di Surabaya, Bagong Suyanto menduga bahwa tagar #CrazyRichSurabayan ini hanyalah lelucon semata.
"Saya tidak tahu persis ya, tapi dugaan saya itu lucu-lucuan, karena di media Surabaya saya enggak membaca itu sebagai berita yang serius," ujar Bagong saat dihubungi melalui telepon, Jumat (14/9/2018).
Jika memang benar adanya apa yang ramai diperbincangkan di jagat maya itu, menurutnya perilaku yang ditunjukkan oleh kalangan kaya di Surabaya tidak seekstrem itu.
Menurut Bagong, itu hanyalah sebatas gaya hidup orang kalangan menengah ke atas.
"Memang itu kan bagian dari cara orang kelas menengah ke atas memperlihatkan identitas sosialnya. Kita tidak berbicara apakah perilakunya rasional kalkulatif atau tidak, tapi itu lebih kepada lifestyle orang," terangnya.
Saat berdiskusi tentang perayaan ulang tahun seorang anak dari kalangan berada yang dirayakan secara mewah, Bagong menyebut tidak ada kerugian yang didapat oleh keluarga penyelenggara, tetapi justru keuntungan.
Lebih lanjut Bagong menjelaskan, apa yang dilakukan oleh orang-orang itu, jika memang ada, merupakan sesuatu yang wajar, mengingat status ekonomi dan keadaan finansial mereka yang mencukupi.
"Yang mengira pamerkan kita-kita. Kalau menurut mereka yang kelas menengah ke atas ya biasa saja, punya uang banyak," ucapnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR