"Pihak keluarga langsung membawa MI ke rumah sakit untuk mengatasi pendarahan. Hingga saat ini, MI masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan," ujar Wawan.
Petugas khitan yang dipanggil oleh keluarga ternyata merupakan seorang mantri suntik, bukanlah seorang dokter.
Kasubag Humas Polres Pekalongan Iptu Akrom menurutkan kronologi kejadian memilukan tersebut.
"Awal mulanya, sang mantri meminta untuk berbaring di atas ranjang yang berada di dalam kamar dengan mengenakan sarung, kemudian ia menyiapkan alat khitan modern berupa laser yang dibawanya. Setelah alat dipersiapkan sang mantri memulai proses khitan," kata Akrom.
Pada saat mantri memulai proses khitan, pasiennya menangis dan kemudian dirangkul oleh pihak keluarga.
Kemudian pihak keluarga memberitahu kepada mantri bahwa MI masih merasa kesakitan, namun sang mantri hanya diam dan meneruskan proses khitan tersebut.
"Setelah proses khitan, pihak keluarga curiga jika ujung alat vital MI ikut terpotong, karena MI terus mengerang kesakitan. Pihak keluarga yang menemani MI menemukan potongan tersebut di atas tas milik mantri. Atas kejadian tersebut korban langsung dibawa ke RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan untuk dirawat lebih lanjut," tambahnya.
Karena kejadian tersebut, keluarga korban pun terpaksa harus mengungsi dari rumahnya.
Baca Juga : Lama Tak Muncul, Robby Tumewu Ternyata Sakit Ini Hingga Ada Lubang di Tenggorokan
Keluarga korban dugaan malapraktik kini mengungsikan korban ke Desa Jrebeng kembang mengingat kondisi psikologis dari MI (9) yang alat vitalnya terpotong saat proses khitan.
Dikatakan Kusnoto Kepala Desa Logandeng Kecamatan Karangdadap saat dikonfirmasi, keluarga korban sangat marah terhadap mantri yang melakukan khitan.
"Hingga kini sang ayah masih emosi kalau mendengar cerita tentang mantri tersebut. Karena rumah MI didatangi banyak orang, sekarang ia diungsikan ke rumah neneknya di desa sebelah yaitu Jrebeng kembang," ujarnya, Kamis (6/9/2018).
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Tribun Jateng,Wartakota |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR