Menurut Paul Bosland, profesor hortikultura di New Mexico State University dan direktur Institut Chilli Pepper mengatakan bahwa cabai pedas (atau beberapa orang menyebutnya cabai rawit) memang bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak
Namun, sebelum seseorang meninggal karena terlalu makan cabai, biasanya ia akan memutuskan menghentikan mengonsumsi cabai agar tidak sakit lebih parah.
“Secara teoritis, seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi cabai bisa meninggal. Namun, tubuh seseorang akan bereaksi lebih cepat untuk mencegah hal buruk terjadi” ujar Bosland.
Menurut Bostand, ambang batas konsumsi cabai aman selama satu tahun bagi seseorang adalah tiga pon (setara dengan 1,5 kg).
Apabila seseorang mengonsumsi cabai sebanyak tiga pon sekaligus, maka Bostand berani menjamin bahwa hal itu bisa membunuh seseorang yang memiliki berat badan 150 pon (setara dengan 67kg).
Bostand sendiri merupakan penemu cabai Bhut Jolokia yang disebut-sebut sebagai salah satu cabai terpedas di dunia.
Sebenarnya, penemuan Bostand ini tidak ditujukan untuk dikonsumsi langsung orang rumahan.
Bostand memproduksi cabai super pedas untuk menjadi bahan baku industri saus.
Namun, ternyata beberapa oknum menggunakan hasil temuannya untuk dijadikan ajang kompetisi makanan pedas yang bisa membahayakan.
Masuknya cabai dalam jumlah yang sangat banyak dalam satu waktu ke perut bisa menimbulkan beberapa masalah.
Cabai bisa mengaktifkan sistem saraf simpatik yang membantu mengendalikan sebagian besar organ dalam tubuh untuk mengeluarkan lebih banyak energi, sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori ketika makanan yang sama dimakan dengan cabai.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | Health,Medical Daily,livescience |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR