Nakita.id - Kamis (20/9/2018) Sule dan Lina telah resmi bercerai. Sidang perceraian Sule dan Lina berlangsung di Pengadilan Agama Cimahi Kelas 1A, Soreang, Kabupaten Bandung.
Sebelum sidang hari ini berlangsung, Sule sempat menunjukkan bukti di depan hakim bahwa Lina telah melakukan perselingkuhan.
Baca Juga : Istri Sule Diduga Selingkuh, Pada Tahun Pernikahan Ini Perempuan Rawan Selingkuh
Apa yang dikemukakan tentang perselingkuhan itu seperti yang selama ini ada di media sosial, tidak dibantah oleh Lina.
Setelah proses sidang perceraian yang cukup panjang, akhirnya Sule dan Lina resmi bercerai.
Sebuah fakta lain juga terungkap bahwa yang pertama kali mengetahui perselingkuhan Lina justru sang anak, Rizki Fabian.
Kala itu, Rizki dan Lina membuat perjanjian. Lina berjanji akan memutus hubungan dengan selingkuhannya dan Rizki tidak akan mengadukannya ke Sule.
Namun sayangnya, Lina mengingkari janji tersebut.
Berkaca dari permasalahan Sule dan Lina, perceraian tentu tak mudah dipahami oleh anak, apalagi jika masih kecil.
Sule dan Lina dikarunia 4 orang anak dan si bungsu, Ferdinand usianya belum ada 7 tahun.
Lalu sebenarnya apa yang dipikirkan anak kecil ketika orangtuanya memutuskan bercerai? Hal buruk atau justru sebaliknya?
Baca Juga : Kepala Sekolah dan Guru Merundung Siswi Kelas 5 Hingga Hamil, Ancam Sebar Video Jika Mengadu
Bukan orangtua yang gagal
Saat suami istri memutuskan bercerai, mereka sering dihantui rasa bersalah dan gagal sebagai orangtua.
Tidak demikian halnya dengan anak-anak, mereka tidak menilai ayah ibunya dari perpisahan yang dilakukannya.
Status pernikahan seharusnya memang tidak menjadi ukuran kemampuan membesarkan anak.
Setiap anak ingin orangtuanya tahu bahwa mereka tetaplah ayah dan ibu terbaik untuknya.
Jangan bicara buruk
Berapa kali Moms sudah mengatakan hal-hal buruk tentang mantan suami di depan anak-anak?
Walau mungkin si mantan memang berlaku buruk, tetapi tidak sehat bagi anak-anak mendengar ayah atau ibunya dijelek-jelekkan.
Baca Juga : Cucu Keponakan Benyamin Sueb Tewas Ditikam Orang Mabuk, Ulu Hati dan Punggung Terluka!
Anak-anak mencintai kedua orangtua dan ingin berada di dekat mereka. Mereka mencintai Moms, tapi juga memiliki cinta yang sama untuk mantan suami Moms.
Mengatakan hal-hal buruk tentang mantan pasangan bukan hanya membuat anak merasa sedih, tapi juga menyebabkan stres.
Seperti halnya pada orang dewasa, stres juga bisa berdampak buruk pada anak-anak.
Jaga perilaku
Sebagian orang bercerai tetapi tetap berteman, bahkan menghadiri kegiatan sekolah anak bersama-sama layaknya sebuah keluarga.
Namun, sebagian besar berlaku sebaliknya. Bukan cuma saling diam, setiap pertemuan adalah ajang percekcokan.
Perseteruan yang tidak selesai-selesai itu akan memiliki dampak seperti ketika anak masih tinggal dalam satu rumah tapi ayah dan ibunya sering bertengkar.
Baca Juga : Penelitian: Naik Roller Coaster Ternyata Bisa Sembuhkan Batu Ginjal
Makin sulit Moms berdamai dengan mantan pasangan, makin sulit pula anak menerima perceraian itu.
Setiap anak mencintai ayah dan ibunya dan ingin orangtuanya akur meski sudah berpisah.
Mereka tidak ingin merasakan energi negatif di sekitarnya.
Jadi, demi anak-anak mulailah menahan diri untuk tidak bertengkar lagi dengan mantan pasangan di depan anak-anak.
Punya hak untuk membicarakan ayah atau ibu
Anak-anak senang menceritakan apa yang dialaminya, termasuk tentang orangtuanya.
Ketika si kecil yang hidup bersama mantan pasangan mengunjungi Moms, mereka juga mungkin akan menyebut ayahnya dalam pembicaraan.
Baca Juga : Fenomena Pacaran Lama Tapi Tak Berakhir Pernikahan, Pakar Ungkap Lamanya Waktu Pacaran yang Ideal
Jangan larang anak membicarakan mantan pasangan Moms karena itu bisa menyebabkan mereka sedih dan cemas.
Larangan itu juga bisa membuat mereka enggan menceritakan hal lain.
Akan ada masanya pula ketika anak sudah beranjak besar dan mengeluhkan pola asuh mantan pasangan Moms.
Tahan diri supaya tidak berkomentar buruk. Dengarkan apa yang disampaikan anak dan cobalah memberikan saran yang tepat.
Pahami kebutuhan anak
Mendiskusikan tentang hak asuh anak serta waktu untuk bertemu anak merupakan bagian dari proses perceraian.
Meski Moms benci pada mantan ayahnya, tahanlah ego dan utamakan kepentingan serta kebutuhan anak.
Baca Juga : Fenomena Selebriti Lelaki Menikahi Perempuan yang Jauh Lebih Muda, Ternyata Ini Sebabnya!
Anak-anak juga memiliki perasaan dan mereka perlu memahami apa yang terjadi antara ayah dan ibunya.
Selalu pertimbangkan emosi yang dialami anak saat Moms dan mantan pasangan mendiskusikan tentang hak asuh.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | nakita,kompas |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR