Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Nyesel Sering Memuji Anaknya Pintar!
Menurut Mantan Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini pemberian label positif secara sengaja sebenarnya tidak masalah selama hal tersebut tidak membebani sang anak.
"Misalnya ‘Pintar banget sih anak mama’. Ingat, bahwa kata pintar itu luas dan sangat powerful.
Ketika kita menyebutkannya tidak pada waktu dan kondisi yg tepat seperti terlalu sering diucapkan atau pada saat sang anak melakukan hal-hal yg biasa/standard saja tapi pujiannya berlebihan. Nah sang anak akan justru jadi tersesat kalau ia menemukan fakta yg berbeda.
Seperti; ‘Katanya aku kan pinter, kok aku nggak mengerti ya matematika’. Lalu dia murung, malah menjadi tidak percaya diri.
Dan parahnya lagi kalau sampai ia tidak percaya lagi dengan kata2 dari orangtuanya.
Oleh karena itu orangtua harus memberikan penjelasan lebih spesifik dan hanya menempatkan “label” pada saat yg tepat," jelasnya.
Kini, Kepada Nakita.id Dokter Reisa mengungkapkan telah memiliki cara tersendiri untuk memuji anak tanpa memberinya label yang dapat membatasi dan membebaninya.
Baca Juga : Waspada Moms! Warna Seprai Ini Ternyata Menjadi 'Kesukaan' Kutu Kasur
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR