Nakita.id – Ternyata untuk menjadi sehat kita hanya butuh berpelukan. Tentu tetap harus makan sehat dan bergizi, istirahat yang cukup.
dr. Phaidon L. Toruan dari Indonesian Society For Anti Aging Physician (ISAAP), menyampaikan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Karen Grewen, peneliti dari Universitas North Carolina mengumpulkan 38 pasangan dalam satu tempat.
Ke-38 pasangan tersebut diminta untuk membicarakan hal-hal bahagia yang pernah mereka alami.
Baca Juga : Maya Septha Ungkap Berantem yang Baik Suami Istri, Bisa Dicontoh!
Mereka juga diminta untuk menonton sebuah film romantis selama lima menit kemudian berpelukan selama 20 detik.
Hasilnya, tingkat stres dan jumlah hormon oxytocin yang diteliti berkurang.
Hormon penyebab stres, cortisol dan norepinephrine, menurun jumlahnya karena tergantikan oleh hormone oxytocin.
Baca Juga : Christian Sugiono, Ini Pentingnya Pengasuhan Ayah Untuk Anak, Manfaatnya Tak Terduga
Hasil akhirnya bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung mereka.
Penelitian tersebut juga menunjukan wanita lebih responsif untuk memeluk pasangannya.
Menurut Dr. Grewen, hal itu terjadi karena oxytocin lebih memiliki hubungan dekat dengan hormon estrogen yang diproduksi wanita.
Seorang ahli jantung y dari American Heart Association, Dr.
Nieca Goldberg menambahkan penjelasan Grewen di atas. Menurutnya, "Inti dari penelitian ini adalah untuk menunjukan bahwa dukungan secara emosional dan psikologis bisa berpengaruh pada kesehatan jantung dan pikiran."
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Bagikan Tips Memuji Anak Tanpa Membuatnya Merasa Terbebani
Goldberg menambahkan, "Wanita yang tidak bahagia dalam pernikahannya, memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk terkena serangan jantung. Kurangnya dukungan terhadap mereka berdampak negatif untuk kesehatan."
Dari hasil penelitian Grewen ini diketahui berteman dengan
orang yang memiliki jenis kelamin sama bisa mengurangi tingkat stres
pikiran.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR