Nakita.id - Moms tentu sudah sering mendengar istilah tantrum.
Menurut ahli psikologi klinis dr Howar Bath, tantrum adalah respon ketika anak-anak tidak mampu mengatur impuls emosionalnya.
Hal ini menyebabkan hilangnya kontrol diri dan mengabaikan norma-norma perilaku sehingga bertindak melebihi batas.
Saat anak tantrum biasanya ia menangis, berteriak, menendang, menjerit, dan bahkan menjatuhkan diri ke lantai.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak
Tantrum sering kali terjadi pada anak-anak usia 18 bulan hingga 4 tahun.
Meskipun terlihat menyakitkan tetapi tantrum adalah bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan emosional anak.
Sebab di saat itulah ia akan mulai belajar menunjukan dan mengelola ekspresi emosinya.
Namun Moms juga perlu berhati-hati, ada beberapa kondisi tantrum yang mulai tidak normal dan membutuhkan bantuan dokter.
Baca Juga : Riset Buktikan 90% Manusia Tidak Tahu Dirinya Mengalami Gangguan Fatal Ini
Dilansir dari Mom Junction, ada beberapa tanda tantrum yang sebaiknya Moms perhatikan.
1. Anak bersikap terlalu kasar pada orang tua
2. Meluapkan emosi berlebih pada benda di sekitarnya
3. Tantrum berlangsung selama 25 menit atau anak mengalami tantrum sebanyak 5 kali sehari
4. Perlu diberi iming-iming ketika ditenangkan
Baca Juga : Meniup Makanan Bayi Sesungguhnya Tidak Dianjurkan, Akan Menularkan Bakteri Ini!
Untuk menghindari tantrum yang berlebihan, Moms sebaiknya juga mengenal beberapa faktor penyebab tantrum pada anak.
Lelah
Anak-anak seringkali terlihat tidak punya rasa lelah karena sering berlari kesana-kemari, bermain, berteriak, dan membuat kegaduhan.
Sebenarnya bukannya tidak punya rasa lelah, tapi karena dia belum bisa mengukur kemampuan dirinya.
Dia belum bisa merasakan kapan waktu yang tepat untuk “stop” sebelum benar-benar kelelahan.
Disaat-saat inilah dia bisa berubah menjadi rewel dan tantrum.
Baca Juga : Moms, Anak yang Suka Dinosaurus Ternyata Cenderung Lebih Cerdas
Kesal
Tantrum juga bisa diawali karena rasa kesal.
Rasa kesal sering muncul pada anak-anak yang belum lancar bicara.
Ketika minta sesuatu, orangtua tidak memahami maksudnya.
Jadilah dia berteriak-teriak kesal lalu menangis.
Sedih
Kesedihan yang paling umum muncul di usia anak-anak adalah perasaan kehilangan.
Misalnya orangtua harus tugas ke luar kota selama beberapa hari, nenek/kakek pulang ke kampung setelah berkunjung, atau ia harus berpisah dengan pengasuhnya.
Disaat-saat inilah anak bisa mulai menangis dan tantrum.
Baca Juga : Awas! Minuman ini Sebabkan Resiko Asma Pada Anak Sejak dalam Kandungan
Source | : | Tabloid Nakita,mom junction |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR