Nakita.id - Ada banyak risiko kesehatan yang bisa timbul jika seorang perempuan hamil di usia muda.
dr. UF Bagazi, Sp.OG, menjelaskan bahwa kehamilan di bawah usia 15 tahun akan ada dampak utama yaitu masalah psikologis yang belum siap membesarkan anak.
Tak hanya itu, juga ketidaksiapan finansial dalam proses membesarkan anak.
"Yang paling kita takutkan adalah depresi akan rasa bertanggungjawab karena dia membesarkan anak yang ditanggungnya," jelas dr. UF Bagazi, Sp.OG di acara hari kontrasepsi sedunia "Terencana Sejak Muda" yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia pada Selasa (25/9/2018) di Kembang Goela Restaurant, Jakarta.
Baca Juga : Buat Deddy Cobuzier Bertekuk Lutut, Kekasih Ungkap Rahasia Dapatkan Tubuh Ideal
Dokter UF menambahkan, "Perbandingan antara mulut rahim dan bagian atas rahim itu berbanding sama, proporsinya 1:1.
Di mana tidak mungkin (perempuan yang hamil muda) bisa menahan bayi di dalam kandungan sampai 9 bulan."
Menurut dokter UF, dampak dari hal ini pun memunculkan permasalahan saat persalinan nanti.
Baca Juga : Jangan Pergi ke Rumah Sakit Lewat dari Jam 3 Sore, Akibatnya Fatal!
"Akan berdampak pada persalinan prematur, pecahnya ketuban, dan hal-hal lain yang mengganggu kesehatan anak tersebut," jelasnya.
Terjadinya kehamilan muda ditengarai lantaran pergaulan bebas atau kurangnya edukasi seks untuk remaja.
"Saat usia remaja, banyak anak-anak punya rasa ingin tahu, dengan terbukanya informasi di internet, mungkin ada materi yang tak layak dengan mudah diakses.
Baca Juga : Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!
Kurangnya edukasi seks karena adat orang Timur sedikit berbeda. Bukan dari orangtua disampaikan ke anaknya ataupun di sekolah.
Padahal ini sangat diperlukan untuk perkembangan edukasi dan pengetahuannya, sehingga tidak terjadi kehamilan di masa remaja," jelas dokter UF.
Baca Juga : Dikenal Baik dan Ramah Anak, Ternyata Komedian Kelas Dunia ini Predator Seksual Ganas!
Penggunaan kontrasepsi menjadi salah satu cara untuk menekan jumlah kehamilan perempuan muda di Indonesia.
Drg. Widwiono, M.Kes, Direktur Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta BKKBN, menyebutkan data dari DKI Jakarta, 10% perempuan berpendidikan rendah sudah melakukan hubungan seksual di usia 15-24 tahun.
"Apa yang dilakukan oleh BKKBNtentunya melakukan advokasi kepada stakeholder, mitra kerja, tentang ketahanan keluarga.
Salah satunya seperti yang kita lakukan ini, melakukan penguatan kerjasama dengan mitra potensial, kementrian, lembaga, perguruan tinggi, dan lain-lain," jelas Widwiono di acara yang sama.(*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR