Nakita.id - Penelitian yang dilakukan para dokter kebidanan dan kandungan menemukan fakta miris, bahwa sebesar 10% perempuan berpendidikan rendah sudah melakukan hubungan seksual di usia 15-24 tahun. Tak heran bila terjadi kehamilan di usia muda.
Hal ini dapat disebabkan oleh ragam faktor, baik dari sektor ekonomi, maupun adat dan budaya, hingga pendidikan.
Oleh karena itu, penting untuk menahan angka kehamilan di usia muda, salah satunya dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga : Bella Shofie Unggah Foto Kehamilan Tiap Bulan, Warganet Dibuat Salah Fokus
Karena kehamilan di usia muda memiliki banyak risiko kesehatan baik dari pihak ibu yang mengandung maupun pada bayinya, salah satunya adalah kematian ibu.
Seperti disampaikan oleh dokter kandungan dr. UF Bagazi, Sp.OG di acara hari kontrasepsi sedunia "Terencana Sejak Muda" yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia pada Selasa (25/9/2018) di Kembang Goela Restaurant, Jakarta.
"Yang paling sering muncul adalah kematian ibu. Kenapa? Karena adanya aborsi yang tidak direncanakan dengan tenaga medis.
Maksudnya aborsi bukan legal, tetapi aborsi yang mengisyaratkan karena sang ibu punya penyakit tertentu, kemudian dengan izin medis dilakukan aborsi."
Baca Juga : Wajah Luna Maya Jadi Sangat Mirip Suzzanna, Ternyata Harus Jalani Proses Make Up Rumit!
Tak hanya itu, dokter UF menambahkan, "Terjadi juga risiko kesehatan, karena belum waktunya organ kelamin perempuan (menampung bayi dalam kandungan).
Sehingga munculnya robekan-robekan yang menyebabkan sambungan antara saluran pencernaan dengan vagina, atau saluran kemih dengan vagina.
Akibatnya di kemudian hari, akan menimbulkan infeksi berulang yang menurunkan kualitas hidup anak tersebut."
Baca Juga : Cara Detoks Paru-paru, Kembali Bersih dan Sehat dalam 72 Jam!
Depresi juga bisa menjadi dampak dari kehamilan muda, terutama dengan ketidaksiapan mental perempuan dalam upaya membesarkan anak.
Keguguran pun juga menjadi dampak paling tinggi dalam kehamilan di usia muda.
"Salah satu yang paling tinggi adalah keguguran, karena faktor 'disalahkan' oleh keluarga, teman, sehingga mereka berupaya mencari tenaga yang bisa melakukan terminasi kehamilan. Walaupun tidak dengan cara yang aman."
Baca Juga : Tengok Potret Sharena Usai Melahirkan Anak Kedua, Diabadikan Ayudia Bing Slamet!
Menurut dokter UF, perempuan yang hamil muda juga biasanya memiliki ilmu gizi yang terbatas.
"Hanya makan makanan yang biasa dimakan, enak, dan tidak menimbulkan terjadinya penurunan berat badan, itu dianggap cukup.
Padahal tidak semudah itu. Sehingga anak nantinya mudah terjadi infeksi karena gizi yang buruk," terang dokter UF.
Baca Juga : Gosipnya Bella Shofie 'Rebut' Daniel Rigan dari Istrinya, Sakit Hati, Anaknya Tulis Surat Ini!
Untuk itu, agar tak terjadi kehamilan yang tak diinginkan, penting menggunakan alat kontrasepsi sampai seorang perempuan benar-benar siap memiliki anak, dan yang paling penting lagi, pengetahuan tentang seks yang aman dan tepat sejak dini.(*)
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR