Lalu, apakah orang timur cenderung kurang romantis?
Menurut Jankowiak dan Fischer, sebenarnya orang-orang di seluruh penjuru dunia memiliki cinta yang romantis.
Hanya saja, tidak semua budaya dan wilayah memiliki pandangan sikap romantis yang sama.
“Ketika Anda melihat penelitian lintas budaya tentang hubungan romantis, Anda mendapatkan perbedaan budaya yang sangat mencolok ini," kata Xiaomeng (Mona) Xu, seorang profesor psikologi di Idaho State University.
Misalnya, ketika ditanya tentang cinta dalam survei, orang-orang di beberapa negara Asia lebih cenderung menggambarkan cinta dalam istilah negatif daripada orang barat.
Baca Juga : Viral Video Tamu Menyerbu Siti Nurhaliza di Acara Pernikahan, Pengantin Dicuekin! Begini Ekspresi Sedihnya
"Jenis perbedaan lintas budaya yang keluar dari kuesioner laporan diri akan menunjukkan bahwa orang timur, misalnya, benar-benar tidak merasakan gairah, benar-benar tidak berpikir tentang cinta sebagai hal yang positif," kata Xu.
Di negara-negara dengan tradisi perjodohan, jatuh cinta itu mengacau dan berbahaya. Sejarawan Stephanie Coontz mempelajari pernikahan, dan dia mengatakan baru-baru ini ada asumsi bahwa cinta akan datang sebelum menikah.
Secara historis, "jatuh cinta sebelum menikah di India dianggap sebagai tindakan antisosial," kata Coontz.
"Di China kuno, kata untuk cinta mengaitkan hubungan yang sangat tidak terhormat secara sosial."
Jatuh cinta tak dapat dibantah tentang menyenangkan diri sendiri, dan beberapa budaya lebih menekankan daripada orang Barat untuk melayani keluarga atau komunitas.
Ketika ditanya tentang cinta, banyak orang di China akan berbicara tentang menggabungkan dua keluarga, atau membawa nama keluarga.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Source | : | Tabloid Nakita,tabloid nova,intisari,Quora |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR