Nakita.id - Pelawak Opie Kumis yang selalu sukses menghibur penonton dengan lawakannya ini ternyata pernah istirahat total karena penyakitnya.
Lelaki yang bermain di film Suzanna Bernapas Dalam Kubur ini ternyata memiliki penyakit asam lambung.
Melansir dari Tribunnews.com, ia memang sudah menderita penyakit asam lambung itu selama satu tahun.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu, Ternyata Roy Kiyoshi Pernah Ramalkan Bencana Dahsyat Indonesia 2018 Ini!
Setelah sempat istirhat total, kini ia harus mengubah dan menjaga ketat pola makannya agar penyakitnya tak kumat serta mengganggu pekerjaan.
Opie Kumis mengatakan penyebab yang membuatnya menderita asam lambung karena pola makannya yang buruk.
Selain sering telat makan, Opie Kumis mengaku sering mengonsumsi mie instan dan kopi sejak syuting bersama mendiang Olga Syahputra.
"Pertama telat makan, kedua makan mie instan, terus kopi, belum masuk nasi udah minum kopi. Saya bisa minum kopi 7 sampai 10 gelas sehari," katanya.
Baca Juga : Viral Kopi Luwak Terbakar Seperti Mesiu, Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Karena kebiasaan itulah membuat asam lambung Opie Kumis justru makin parah.
Baca Juga : Kondisi Istri Indro Warkop Masih Lemah, 'Hanya Maut yang Bisa Pisahkan Aku dan Kamu'!
Pada umumnya penderita penyakit maag memang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi minuman berkafein, salah satunya kopi.
Karena, kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan produksi asam dan peradangan lambung.
Selain itu, kafein dapat membuat cincin otot kerongkongan rileks pada bagian bawah sehingga asam lambung dapat naik sampai ke kerongkongan.
Melansir dari Tribunnews.com, bahkan kopi yang memiliki kandungan kafein rendah terbukti bisa merangsang produksi asam.
Apalagi jika seseorang minum kopi dalam kondisi perut masih kosong justru akan meningkatkan keasaman lambung, lalu menyebabkan mulas dan gangguan pencernaan.
Baca Juga : Opie Kumis Harus Istirahat Gara-gara Asam Lambung, Tinggalkan Kebiasaan Ini!
Mengutip dari Livestrong, umumnya orang yang sehat bisa mengonsumsi kafein hingga 200 miligram, setara dengan satu sampai dua cangkir setiap hari tanpa efek samping.
Tetapi, mereka pun bisa terkena insomnia dan sakit maag karena kopi di kemudian hari.
Karena itu, dikatakan kafein justru menjadi pendorong kambuhnya sakit maag bagi seseorang yang menderita penyakit lambung.
Baca Juga : Beredar Foto Pre-wedding Andika Kangen Band Dengan Seorang Perempuan, Akan Menikah Lagi?
Bukan berarti menghindari kopi, penderita maag perlu memperhatikan banyaknya takaran mengonsumsi kopi.
Adapun cara penyajian kopi yang tepat untuk penderita maag atau penderita refluks asam lambung.
Melansir dari Kompas.com, penderita asam lambung masih bisa mengonsumsi kopi dengan penyajian dingin.
"Kopi dingin lebih baik buat penderita asam lambung karena zat yang menyebabkan asam lambung tidak ada atau berkurang, jadi engga apa-apa malah bagus," kata dr. Annisa Maloveny SpDD.
Baca Juga : Kisah Pilot Batik Air, Berhasil Terbangkan Pesawat Tepat Saat Gempa Palu, Rekam Tsunami Dari Balik Cockpit
Karena asam yang ada dalam es kopi lebih rendah dibandingkan kopi panas. Sehingga aman dan baik untuk diminum penderitan refluks asam lambung.
Hal tersebut bisa terjadi lantaran air panas yang digunakan untuk menyeduh kopi akanmengeluarkan asam lebih pekat dari biji kopi.
Sementara es batu akan lebih mengencerkan konsentrat kopi sehingga rasanya pun lebih 'jinak'.
Meski begitu ada batasan yang batasan yang sebaiknya dilakukan dalam mengonsumsi kopi.
Menurut dr Annisa, batasan orang dewasa meminum kopi sebanyak 3-4 gelas sehari.
Apabila berlebih akan memberikan dampak negatif seperti insomnia, inkontinensia urine, tekanan darah tinggi, masalah menstruasi dan risiko asam urat.
Baca Juga : Viral Kopi Luwak Mengandung Mesiu, Seorang Warganet Membantahnya!
Bahkan dalam jangka panjang kelebihan konsumsi kopi akan menimbulkan masalah penyakit yang lebih serius, seperti kardiovaskular, kerusakan tulang dan daya ingat.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Livestrong,tribunnews,kompas |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR